Erick Tegaskan akan Konsolidasi BUMN Karya

Erick menyampaikan, proses konsolidasi dibagi menjadi dua segmen.

Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga (kiri) saat ramah tamah dengan media di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan adanya konsolidasi terhadap BUMN-BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur atau karya. Erick menyampaikan, proses konsolidasi dibagi menjadi dua segmen. Dia mengatakan, BUMN karya dengan skala kecil diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa.

Baca Juga


"Konsolidasi karya dipastikan akan terjadi, yang mana belum jadi keputusan. Akan tetapi framework sepertinya yang ada di PPA-Danareksa karena yang kecil-kecil, merger," ujar Erick saat ramah tamah dengan media di kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Erick menyampaikan, konsolidasi juga akan diarahkan kepada BUMN karya yang besar seperti Hutama Karya (HK), Waskita Karya, PT PP, Wijaya Karya, hingga Adhi Karya. Kendati begitu, Erick mengatakan hal ini masih dalam proses kajian.

"Kalau (BUMN karya) yang besar-besar sistemnya kepemilikan seperti HK dan Waskita, seperti Bank Mandiri punya BSI padahal di bawahnya merger, tapi keputusan ini belum terjadi," ucap Erick.

Erick menyampaikan proses konsolidasi akan disesuaikan dengan cetak biru dua tahun lalu yang diterbitkan Boston Consulting Group (BCG). Laporan BCG, ucap Erick, merekomendasikan cukup ada empat BUMN karya yang memiliki segmentasi berbeda sesuai dengan keahlian.

"Sebaiknya BUMN karya dari sembilan BUMN menjadi empat BUMN. Ada expertise di gedung dan lain-lain, jadi tidak semua palugada," lanjut Erick.

Erick menyampaikan upaya konsolidasi BUMN karya dilakukan secara hati-hati. Erick tak ingin proses konsolidasi justru merugikan negara.

"Jangan sampai merger dan konsolidasi menghambat pembangunan, kan mereka lagi tender. Ini yang kita jaga. Jangan sampai kontraproduktif yang justru menghambat perkembangan usaha. Mesti hati-hati," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler