Jelang Penobatan, Raja Charles III Sapa Warga di Luar Istana Buckingham

Charles naik tahta secara otomatis ketika ibunya Ratu Elizabeth II meninggal.

REUTERS/Dan Kitwood
File foto Raja Charles III menginspeksi parade Sovereign ke-200 di Royal Military Academy Sandhurst di Camberley, Inggris.14 April 2023
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Raja Charles III mengejutkan para penggemar yang bersorak-sorai yang mulai berkumpul di luar Istana Buckingham pada Jumat (5/5/2023). Sentuhan akhir sedang dipersiapkan untuk acara yang tidak dirayakan London selama 70 tahun.

Baca Juga


Orang-orang di kerumunan meneriakkan nama  Charles saat raja itu melangkah dari Bentley dengan mengenakan setelan biru. Satu orang terdengar berteriak God save the king ketika raja Inggris itu mendekati kerumunan yang berbaris di belakang barikade.

Charles berterima kasih kepada para simpatisan karena telah datang. Dia berjabat tangan saat perlahan bergerak di sepanjang barisan.

Warga Inggris Theresa Iredale yang mengenakan mahkota plastik mengatakan, dia gemetar saat raja mendekatinya setelah meneriakkan namanya. "Saya melihat tangannya terulur ke tangan saya dan saya seperti, 'Saya tidak percaya saya menjabat tangan raja,'" katanya.

Pewaris takhta Inggris Pangeran William dan istrinya Kate juga menyapa publik dan berbicara dengan penggemar di seberang The Mall. Mereka menyempatkan berpose untuk swafoto dan mengobrol.

Para bangsawan melakukan makan siang setelah latihan terakhir untuk upacara penobatan Charles di Westminster Abbey  pada Sabtu (6/5/2023) pagi.

Charles naik tahta secara otomatis ketika ibunya Ratu Elizabeth II meninggal tahun lalu. Upacara keagamaan penobatan mewakili penobatan resminya. Perayaan tersebut telah berlangsung selama berbulan-bulan, dikoreografikan hingga ke detail terbaik dan mencakup operasi keamanan yang sangat besar.

Di luar perencanaan besar-besaran, Charles berusaha untuk tetap relevan karena dukungan untuk monarki semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda yang kurang peduli dengan tradisinya. Penobatannya terjadi karena beberapa orang mempertanyakan besarnya pengeluaran dana publik selama krisis biaya hidup.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler