Masa Tunggu Haji di Kota Mataram Sekitar 38 Tahun
Muslim mampu diimbau mendaftarkan anak atau cucu yang berusia minimal 12 tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Masa tunggu untuk menunaikan ibadah haji bagi warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat yang mendaftar haji 2023 sekitar 38 tahun. Masa tersebut lebih lama dari masa tunggu pendaftar tahun 2022 yang berkisar 35 tahun.
"Masyarakat yang mendaftar haji tahun ini diprediksi bisa berangkat ke Tanah Suci 38 tahun lagi atau bahkan bisa sampai 39 tahun," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram Jaelani Ibrahim, Selasa (9/5/2023).
Usai menghadiri pembukaan bimbingan manasik haji bagi 655 calon haji asal Kota Mataram yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci tahun 2023, ia mengatakan masa tunggu berhaji di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat berkisar 38-39 tahun.
"Yang masih di wilayah NTB tetap harus nunggu 38 sampai 39 tahun," katanya.
Oleh karena itu, Jaelani menyarankan warga Muslim yang mampu mendaftarkan anak atau cucu mereka yang berusia minimal 12 tahun untuk berhaji. "Sehingga ketika nomor porsi mereka keluar untuk berangkat mereka masih muda dan sehat. Untuk daftar nomor porsi, masyarakat menyetorkan biaya Rp 25 juta," katanya.
Masa tunggu yang lama, ia mengatakan, menunjukkan tingginya animo warga Muslim di Kota Mataram untuk menunaikan ibadah haji, rukun Islam kelima. "Jadi, saat dua tahun pandemi Covid-19 dan tidak ada pemberangkatan haji, ternyata tetap ada masyarakat yang mendaftar. Ini luar biasa," katanya.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Mataram Kasmi sebelumnya mengatakan warga yang mendaftar untuk berhaji cenderung meningkat sejak Agustus 2022. "Masyarakat yang mendaftar haji mulai meningkat sejak kepulangan jamaah haji pada Agustus 2022," katanya.
Ia mengatakan sejak Agustus 2022 jumlah warga yang mendaftar untuk menunaikan ibadah haji mencapai 100 orang lebih dalam sebulan. "Saat puncak pandemi Covid-19, pendaftar haji dalam sebulan di bawah 50 orang, bahkan pernah ada 25 pendaftar," katanya.
Ia menambahkan, sebelum pandemi Covid-19 jumlah warga yang mendaftar untuk berhaji dalam sebulan sekitar 200 orang.