Penjualan Kendaraan Listrik di India Capai Satu Juta Unit, Becak Ikut Dihitung
Penjualan EV terbanyak disumbang oleh kendaraan roda dua.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Industri kendaraan listrik (EV) India telah melampaui tonggak satu juta. Asosiasi Produsen Kendaraan Listrik atau Society of Manufacturers of Electric Vehicles (SMEV) mencatat penjualan EV keseluruhan sebanyak 1.152.021 unit, yang meliputi e-bus, e-car, e-three-wheelers, dan e-two-wheelers.
Ini adalah lonjakan penjualan sebesar 58 persen tahun fiskal 2022 ke 2023 dibandingkan dengan penjualan EV di tahun fiskal 2021 ke 2022.
SMEV mengatakan penjualan kendaraan listrik terutama dipelopori oleh industri kendaraan roda dua listrik. Industri e2W memegang 62 persen pangsa pasar, di mana 726.976 unit skuter berkecepatan tinggi terjual di tahun fiskal 2022-2023.
“Namun, penjualan turun secara bulanan, oleh karena itu segmen tersebut mengalami penurunan tahunan sebesar 25 persen dari target minimum yang ditetapkan” kata pernyataan dari SMEV yang dilansir Timesnownews.com, akhir April lalu.
Selain skuter berkecepatan tinggi, penghitungan total e2W juga mencakup 120.000 skuter listrik berkecepatan rendah, selain dari 285.443 becak berkecepatan rendah, dan sekitar 50.000 siklus e-speed berkecepatan rendah.
Dengan demikian, penjualan gabungan untuk e2W (termasuk kendaraan roda dua berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah) turun menjadi 846.976 unit di tahun fiskal 2023.
Setelah e2W, kendaraan listrik roda tiga menempati bagian terbesar kedua dari kue EV sebesar 34 persen dengan 401.841 unit terjual di tahun fiskal 2023. Padahal, kendaraan roda empat listrik hanya menyumbang 4 persen dari penjualan EV di India.
Performa penjualan industri EV ini terjadi di tengah Pemerintah India menangguhkan subsidi FAME-II kepada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria lokalisasi. Kabarnya, perusahaan-perusahaan ini menjual komponen buatan luar negeri sebagai sumber lokal. Saat ini, 16 perusahaan seperti Okinawa, Hero Electric, dll sedang menunggu penyelesaian kebuntuan ini.
Selain itu, industri juga mencari perpanjangan kriteria kelayakan selama dua tahun dan perpanjangan subsidi FAME-II selama tiga atau empat tahun.