India Bangun Banyak Rumah Sakit Tapi Kekurangan Dokter

India membangun banyak rumah sakit tetapi tidak diimbangi dengan jumlah dokter

EPA
Sejak berkuasa 2014 lalu Perdana Menteri Narendra Modi membangun banyak rumah sakit untuk perawatan khusus. Sejak berkuasa 2014 lalu Perdana Menteri Narendra Modi membangun banyak rumah sakit untuk perawatan khusus.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Mithilesh Chaudhary batuk-batuk saat ia kesulitan berdiri di depan rumah sakit pemerintah All India Institute of Medical Sciences (AIIMS). Ia sudah bermalam di depan rumah sakit itu.

"Kami sudah tidur di depan jalan setapak selama dua malam," kata kakeknya, Bhim Lal, Selasa (9/5/2023).

Ditemani kakeknya, Chaudhary yang berusia 21 tahun menunggu antrian dengan sekitar 100 orang di depan gerbang rumah sakit.

"Ia mengalami sesak dada, dan tidak ada yang bisa memberitahu kami apa masalah sebenarnya, kami sudah mendatangi banyak rumah sakit di sekitar distrik kami dan akhirnya, seorang dokter rumah sakit swasta menyarankan kami berkunjung ke AIIMS di Delhi," kata Lal.

Chaudhary yang tinggal 1.200 kilometer di Negara Bagian Bihar tidak memiliki janji temu dan tidak diberi nama dokter. Satu-satunya cara untuk berobat adalah ikut mengantri sampai ia mendapatkan tempat yang dibuka setiap pagi di depan rumah sakit.

Penderitaannya dan orang-orang yang bernasib sama menunjukkan kurangnya dokter spesialis dan tenaga medis di seluruh pedesaan India, di mana dua pertiga dari 1,43 miliar populasi tinggal.

Sejak berkuasa 2014 lalu Perdana Menteri Narendra Modi membangun banyak rumah sakit untuk perawatan khusus. Pemerintah berencana membangun setidaknya satu rumah sakit besar di 761 distrik di India. Masalahnya adalah kurangnya dokter yang mencapai titik kritis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 1991 rasio dokter-pasien di India sekitar 1.2 dokter per 1.000 pasien. Tapi setelah populasi bertambah rasio turun menjadi 0,7 pada tahun 2020.

WHO merekomendasikan 1 dokter per 1.000 pasien. Rasio dokter-pasien di Cina yang jumlah populasinya sebanding dengan India berada di angka 2,4.

Pada Maret lalu Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya memberitahu parlemen, pada faktanya India memiliki 1 dokter per 834 pasien di atas tingkat WHO. Tapi jumlah itu termasuk dokter-dokter yang mempraktikkan medis tradisional seperti Ayurveda, Homeopati, dan Naturopati.

WHO dan organisasi kedokteraan seperti Asosiasi Medis India tidak memasukan praktisi kesehatan tradisional sebagai dokter. Saat meresmikan institut medis spesialis di utara India bulan lalu, Modi mengatakan pemerintahnya berusaha menambah jumlah dokter dengan mendirikan lebih banyak sekolah kedokteran.

"Kekurangan ini penghalang besar pada kualitas layanan kesehatan di India, oleh karena itu pemerintah kami bekerja dalam skala besar untuk meningkatkan infrastruktur medis dan profesional medis dalam sembilan tahun terakhir," kata Modi.


Baca Juga


Berdasarkan data pemerintah jumlah rumah sakit negeri termasuk institut spesialis naik 9 persen selama pemerintahan Modi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pemerintah hampir melipatgandakan kursi mahasiswa kedokteran di universitas negeri dan swasta dari 51.348 kursi sebelum 2014 menjadi 101.043 kursi pada Maret lalu.

Lebih dari 1,76 juta siswa yang mengikuti ujian untuk mendapatkan kursi tersebut tahun lalu. Tapi berdasarkan surat parlemen ke Kementerian Kesehatan pada Februari lalu, masih terdapat lebih dari 3.000 lowongan dokter di 31 rumah sakit pemerintah federal termasuk lebih dari satu lusin institut spesialis.

Sementara lowongan untuk perawatan dan tenaga medis pendukung lebih dari 21 ribu.

Seorang dokter seniori di Jawahar Lal Nehru Medical College yang memiliki 800 ranjang rawat inap, mengatakan dalam lima tahun terakhir departemen medis, kontak pertama rumah sakit dengan pasien, hanya memiliki setengah dari jumlah dokter yang dibutuhkan.

"Kami harus memberikan perawatan yang memadai untuk pasien apa pun yang terjadi, tapi tanpa staf yang cukup, naiknya beban kerja dan menjadi sulit untuk ditanggulangi, terutama kami juga harus mengajar mahasiswa," kata dokter yang menolak disebutkan namanya.

Di luar kota-kota besar, kekurangan pengobatan spesialis semakin parah. Pemerintah mengatakan pada Maret 2022 pusat kesehatan di pedesaan India kekurangan 80 persen dokter umum, dokter bedah, dokter kandungan dan dokter anak.

Berdasarkan data pemerintahnya hanya terdapat 4.485 dokter spesialis di rumah-rumah sakit kecil. Jauh lebih sedikit dari jumlah yang dibutuhkan sebanyak 21.920 dokter.

Dr K. Srinath Reddy dari lembaga non-profit Public Health Foundation mengatakan dokter spesialis lebih memilih keluar negeri atau bergabung dengan sektor swasta di kota besar.

"Mereka telah dilatih di lingkungan yang mewah dan mungkin tidak memiliki keterampilan yang cocok atau ikatan emosional pada kondisi pedesaan dengan sumber daya yang kecil," kata Reddy.

Penasihat teknis lembaga non-profit Public Health Resource Network Dr Vandana Prasad mengatakan masyarakat desa lebih memilih datang ke kota untuk berobat.

"Terdapat kepercayaan tertentu pada rumah sakit yang berada di kota besar metropolitan dan ada semacam lingkungan yang menyarankan masyarakat harus mencari pengobatan yang lebih mahal atau khusus," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler