India dan Rusia Tangguhkan Negosiasi Soal Transaksi dalam Rupee

India dan Rusia menangguhkan negosiasi transaksi perdagangan dengan Rupee

EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
India dan Rusia telah menangguhkan upaya-upaya untuk menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang rupee
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India dan Rusia telah menangguhkan upaya-upaya untuk menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang rupee. Penangguhan ini setelah berbulan-bulan negosiasi gagal meyakinkan Moskow untuk mempertahankan mata uang rupee di pundi-pundi keuangannya.

Hal ini disampaikan dua pejabat pemerintah India dan seorang sumber yang mengetahui langsung masalah ini. Penangguhan negosiasi ini akan menjadi sebuah kemunduran besar bagi para importir minyak dan batu bara murah India dari Rusia yang sedang menunggu sebuah mekanisme pembayaran dalam rupee. Mereka mengharapkan ada pembayaran yang permanen untuk membantu menurunkan biaya konversi mata uang.

Dengan kesenjangan perdagangan yang tinggi yang menguntungkan Rusia, Moskow percaya bahwa mereka akan mendapatkan surplus rupee tahunan lebih dari 40 miliar dollar AS jika mekanisme seperti itu dijalankan. Di sisi India, penundaan ini dikarenakan akumulasi rupee oleh Rusia 'tidak diinginkan', kata seorang pejabat pemerintah India, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters.

Kementerian keuangan India, Bank Sentral India dan pihak berwenang Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar. Rupee tidak sepenuhnya dapat dikonversi. Pangsa India dalam ekspor barang global juga hanya sekitar 2 persen dan faktor-faktor ini mengurangi kebutuhan negara-negara lain untuk memegang rupee.

India mulai menjajaki mekanisme penyelesaian rupee dengan Rusia segera setelah invasi ke Ukraina pada bulan Februari tahun lalu, tetapi belum ada kesepakatan yang dilaporkan dalam rupee. Sebagian besar perdagangan dilakukan dalam dolar tetapi jumlah yang meningkat dilakukan dalam mata uang lain seperti dirham UEA.

Kedua belah pihak telah berbicara tentang memfasilitasi perdagangan dalam mata uang lokal tetapi pedomannya belum diformalkan. Rusia tidak nyaman memegang rupee dan ingin dibayar dalam yuan Cina atau mata uang lainnya, kata seorang pejabat pemerintah India yang terlibat dalam diskusi ini.

"Kami tidak ingin mendorong penyelesaian rupee lagi, mekanisme tersebut tidak berhasil. India telah mencoba semua yang kami bisa untuk mencoba dan membuat ini berhasil tetapi tidak berhasil," kata sumber ketiga yang mengetahui perkembangan ini.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, impor India dari Rusia telah meningkat menjadi 51,3 milyar dollar AS hingga 5 April, dari 10,6 milyar dollar AS pada periode yang sama di tahun sebelumnya, menurut seorang pejabat pemerintah India.

Minyak yang didiskon telah menjadi bagian besar dari impor India, melonjak dua belas kali lipat pada periode tersebut. Ekspor dari India pada periode yang sama turun sedikit menjadi 3,43 milyar dolar AS dari 3,61 milyar dolar AS pada tahun sebelumnya, kata pejabat tersebut.

Seorang pejabat lain mengatakan bahwa kedua negara telah mulai mencari alternatif-alternatif lain setelah mekanisme penyelesaian rupee tidak berhasil, namun tidak memberikan rinciannya.


Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler