Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV Penjualannya Naik Setelah Dapat Subsidi Mobil Listrik
Hyundai berencana memperkenalkan lebih banyak mobil listrik di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Penjualan mobil listrik di Indonesia melonjak bulan April lalu setelah pemerintah meluncurkan insentif pajak untuk kendaraan listrik (EV).
Efektif mulai April, Indonesia memangkas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada mobil listrik dari 11 persen menjadi hanya 1 persen, dengan catatan diproduksi dengan kandungan lokal minimal 40 persen.
“Kendaraan sport-utility Hyundai Motor Co IONIQ 5, model yang memenuhi syarat untuk pemotongan pajak, penjualan melonjak tiga kali lipat menjadi lebih dari 600 unit pada bulan April dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” Sanghoon Yoon, seorang eksekutif di Hyundai Motor ASEAN mengatakan kepada Reuters di sela-sela seminar tentang transisi energi di Jakarta.
"Saat ini EV sangat mahal karena baterainya," kata Yoon, Selasa (9/5/2023). "Jadi saya pikir pada awalnya kita membutuhkan semacam subsidi dari pemerintah dan itu akan meningkatkan permintaan kendaraan listrik."
Hyundai menargetkan menjual 10.000 unit IONIQ 5 di Indonesia tahun ini. “Untuk mencapai target dibantu oleh pemotongan pajak dan semakin pulihnya masalah kekurangan chip semikonduktor,” katanya. Angka itu naik dibandingkan dengan 3.000 unit terjual sejak model diluncurkan pada 2021.
Penjualan Wuling Air EV, mobil kecil yang diproduksi oleh SGMW Motor Indonesia, bagian dari perusahaan patungan yang mencakup perusahaan China Wuling Motors Holdings juga melonjak. “Lebih dari 80 persen kenaikan per bulan menjadi lebih dari 740 unit,” kata Dian Asmahani, direktur pemasaran Wulig Motor Indonesia.
Kedua model tersebut merupakan mobil listrik paling populer di Indonesia.
Yoon dari Hyundai mengatakan perusahaan Korea Selatan berencana untuk memperkenalkan lebih banyak model baterai-EV di Indonesia untuk menangkap pasar yang sedang berkembang.
Fitch Ratings mengatakan pada bulan Februari penjualan kendaraan listrik roda empat, termasuk model hybrid, di Indonesia diperkirakan akan melebihi 50.000 unit pada tahun 2023, naik dari 20.681 unit tahun lalu. Adanya insentif dari pemerintah dapat memberikan potensi kenaikan dari perkiraan tersebut.