Kecerdasan Buatan: Aplikasi dalam Sains Data dan Masa Depannya

AI dan Sains Data memiliki keterkaitan yang erat dan berfungsi untuk mempermudah serta mempercepat pekerjaan manusia.

retizen /Brilliant Prigar Ednesto
.
Rep: Brilliant Prigar Ednesto Red: Retizen
source: pixabay.com

Perkembangan zaman telah nyata membawa perubahan peradaban manusia. Teknologi semakin canggih, dinamika perkembangan hasil dari revolusi digital tidak bisa dielakkan. Tak bisa dipungkiri aktivitas di berbagai bidang kehidupan cenderung bersentuhan dengan teknologi. Akhirnya, dunia pun saat ini juga beralih sistem, dari yang bersifat tertutup (offline) menjadi serba terbuka (online) sehingga informasi-informasi di luar sana dengan mudahnya diakses melalui internet. Bahkan, informasi yang bersifat pribadi sekalipun. Di sisi lain, dengan sistem online, dengan program-program yang ada dapat mempermudah dan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Munculnya kecerdasan buatan (artificial inteligence) membuat penyelesaian masalah sangat efektif dan efisien. Kenyataan inilah yang bisa mendorong masuknya dunia baru yang disebut dengan istilah Industry 4.0 dan Society 5.0.


Artificial Intelligent (AI) merupakan bidang ilmu komputer yang menyimulasikan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir atau bertindak seperti manusia, mengikuti kecerdasan manusia mulai dari hal termudah hingga tersulit, dari sederhana hingga sangat rumit. Teknologi ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah kompleks yang tidak dapat dipecahkan secara konvensional. Artificial Intelligent (AI) bertujuan mengerjakan pekerjaan manusia, memecahkan masalah kognitif yang terkait dengan kecerdasan manusia seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola sehingga manusia bisa lebih menghemat waktu.

Pemodelan pada program Artificial Intelligence memungkinkan mesin tersebut belajar dari data, mengidentifikasi pola dalam data, dan membuat keputusan secara otonom. Karenanya, dalam konteks AI data adalah kebutuhan mutlak yang memainkan peran sangat penting. Data-data sahih yang dimasukkan ke dalam mesin akan membuat AI mampu menghasilkan keputusan yang akurat. Selain itu, untuk bisa menentukan keputusan yang dibuat AI belajar dari pengalamannya. Semakin lama AI dijalankan maka akan semakin pintar dan semakin ‘bijak’ dalam mengambil keputusan.

Sains data, sebagai teknologi yang mempelajari cara mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data secara masif dapat membantu AI belajar dari data dengan menganalisis data dan mencari pola atau tren yang muncul. Kemudian informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki algoritma AI dan membuatnya lebih cerdas. Sains data dapat membuka potensi baru untuk pengembangan AI dan aplikasinya dalam berbagai bidang kehidupan.

APLIKASI DALAM SAINS DATA

Dalam praktiknya AI dan sains data adalah dua hal yang memiliki keterkaitan erat, keduanya sering digunakan secara bersamaan, berjalan beriring, saling membantu dan melengkapi dalam menyelesaikan tantangan analisis data dan pengambilan keputusan. AI melibatkan pengembangan algoritma untuk membuat program dan sistem yang dapat melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan kecerdasan manusia sedangkan sains data melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data guna mengidentifikasi pola yang dapat membantu mengambil keputusan yang lebih baik. AI memerlukan data sebagai input untuk mempelajari dan membuat keputusan secara otonom sementara sains data membutuhkan algortima dari teknologi AI untuk memproses data yang sangat besar dan kompleks dengan cepat dan akurat.

Misalnya teknologi Machine Learning, yang merupakan subbidang dari AI. Machine Learning dalam sains data sering digunakan untuk memprediksi hasil berdasarkan pola yang ditemukan dalam data historis. Demikian juga Natural Language Prosesing (NPL) dapat digunakan dalam sains data untuk menganalisis dan menginterpretasi (menafsirkan) data teks dengan cepat dan akurat.

Mecermati keterkaitan antara AI dan sains data maka dapat dipahami bahwa AI dapat diaplikasikan ke dalam sains data. Dalam sains data Artificial Intelligence secara umum difungsikan untuk membantu para ahli data dalam menganalisis data-data yang kompleks dan memberikan hasil yang akurat.

Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya:

  1. Analisis prediktif; AI dapat membantu para ahli data dalam memprediksi hasil masa depan, contoh perkiraan jumlah penjualan, prediksi harga saham.
  2. Pengelompokan data; AI dapat digunakan untuk mengelompokkan data dalam beberapa kategori sehingga mempermudah pemahaman pemahaman.
  3. Analisis data tingkat lanjut; AI digunakan untuk menganalisis data terstruktur dan tak terstruktur lalu menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang lebih bermanfaat.

Namun demikian, perlu disadari dan dipahami bersama, walau dirancang untuk mempermudah pekerjaan manusia, bukan berarti AI sepenuhnya memiliki kesempurnaan. AI memiliki kekurangan di samping kelebihan.

Kelebihan AI (Artificial Intelligence)

  1. Bersifat abadi atau permanen; AI dapat digunakan berulang-ulang, di mana saja, dan kapan saja. Namun, sistem ini tetap dikaitkan dengan penggunaan tenaga manusia.
  2. Memberikan banyak kemudahan; tujuan pembuatan AI adalah untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan manusia. Data-data yang diterima dalam AI akan disimpan dan bisa diakses lagi bila diperlukan.
  3. Konsisten dan teliti; data-data, informasi, dan pengetahuan lain yang tersimpan dalam AI tidak akan berkurang, tidak akan berubah. AI juga sangat cermat dalam pemrosesan data atau pengambilan keputusan. Kemungkinan kesalahan dalam sistem ini sangat kecil.
  4. Bisa disimpan; AI dapat mengolah data yang sangat besar. Sebanyak dan sebesar apapun tetap bisa diterima dan tidak bermasalah dalam AI, selalu disimpan dan bisa digunakan lagi sesuai kebutuhan pengguna.

Kekurangan AI (Artificial Intelligence)

  1. Berbiaya tinggi; AI memiliki kompleksitas mesin pendukung, AI juga banyak membutuhkan sumber daya, proses dan waktu pembuatan yang cukup lama. Karenanya AI menjadi mahal.
  2. Mempersempit lapangan pekerjaan; dengan memiliki teknologi AI pekerjaan manusia dapat tergantikan. Ketelitian, kemudahan, dan kecepatan teknologi ini menjadi pilihan jitu bagi banyak perusahaan hingga tenaga manusia bisa diminimalkan.
  3. Tidak ada kreativitas; AI adalah sebuah mesin yang tergantung pada manusia, tidak berperasaan dan tidak kreatif. AI adalah sebuah sistem yang hanya akan melakukan tugas-tugas yang sebelumnya sudah diatur dan direncanakan. AI tidak bisa bertindak sendiri sehingga jika menginginkan adanya perubahan harus diatur kembali.
  4. Ketergantungan pada teknologi: dengan banyaknya AI yang tersedia saat ini tentu membuat pekerjaan/aktivitas manusia menjadi semakin mudah. Karena segala hal menjadi mudah, manusia akan terlena dan cenderung tidak mau berusaha. Hal ini dapat menimbukan rasa ketergantungan dan hanya mencari mudahnya saja.
  5. Risiko keamanan: AI pada saat ini hampir bisa digunakan dalam hal apa saja. Tidak menutup kemungkinan pelaku kriminal memanfaatkan AI untuk tujuan negatif, seperti pelanggaran privasi, manipulasi data, cyber hacking, dsb.

MASA DEPAN AI DALAM SAINS DATA

Dalam dekade terakhir ini, teknologi AI memiliki perkembangan yang sangat signifikan. Menurut laporan International Data Corporation (IDC), pengeluaran global untuk teknologi AI diperkirakan akan mencapai $57,6 miliar pada tahun 2021 dan diperkirakan akan terus meningkat hingga $102 miliar pada tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa industri AI akan terus berkembang dengan sangat cepat. (https://instiki.ac.id/2023/02/16/masa-depan-artificial-intelligence-ai-arah-dan-tantangan/)

Sebuah perkembangan dan kemajuan besar AI tampak pada terwujudnya perluasan aplikasi AI dalam berbagai bidang. Teknologi informasi, otomotif, perawatan kesehatan, hingga bidang keuangan tak luput dari adanya kemajuan AI. Di bidang sains data Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) juga semakin berkembang dan memiliki kemampuan yang semakin canggih. Tentu saja hal ini memungkinkan meningkatnya efisiensi dan produktivitas dalam bekerja.

Artificial Intelligence juga akan semakin diintegrasikan dengan teknologi lain, misalnya cloud computing, big data, dan Internet of Things (IoT). Integrasi tersebut akan memungkinkan AI mengakses dan memproses data yang lebih besar sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat, rinci, dan detail. Misalnya, penggunaan AI dalam teknologi IoT dapat membantu dalam analisis data dari berbagai sensor yang terhubung, seperti data dari sistem keamanan pintu atau data dari sistem kendaraan.

Sementara itu, teknologi AI juga akan terus dikembangkan. Salah satu arah perkembangan AI di masa depan adalah kemampuannya untuk menjadi lebih pintar dan memahami konteks. Saat ini AI telah mampu melakukan tugas-tugas seperti pengenalan suara dan gambar meski kemampuannya masih terbatas dalam memahami konteks dan makna. Di masa depan AI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami dan membuat keputusan berdasarkan situasi dan konteks.

Perkembangan lain dilakukan dalam hal interaksi atau hubungan antara manusia dan mesin. Saat ini kemampuan AI masih terbatas dalam bentuk perintah suara atau teks. Perkembangan di masa depan akan muncul interaksi manusia-mesin yang lebih alami dan intuitif, semisal menggunakan gestur atau ekspresi wajah.

Fakta berikut pun juga menjadikan bukti perkembangan AI. Baru-baru ini kehadiran ChatGPT, sebuah chatbot yang dikembangkan Open AI sangat menghebohkan. Mengapa demikian? Realistis dan menakjubkan, kecanggihan teknologi ini mampu membuat dan menghasilkan teks dengan berbagai format, membuat kreativitas tulisan layaknya yang biasa dilakukan oleh manusia. Dengan bantuan ChatGPT semua terasa mudah dikerjakan.

AI telah berkembang pesat. AI telah mampu mengubah pola kehidupan manusia, memberikan kemudahan-kemudahan dalam menyelesaikan masalah, menyederhanakan yang kompleks. Pada skala yang lebih luas, AI siap memberikan dampak besar pada hidup berkelanjutan, perubahan iklim, dan masalah lingkungan. Pada akhirnya, tanpa disadari AI -kecerdasan buatan- itu telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, kita sendiri telah bergantung kepada mesin ini. Fakta yang demikian memunculkan prediksi bahwa kecerdasan buatan akan memperkuat efektivitas manusia tetapi juga akan mengancam berbagai sektor, mulai dari otonomi, agensi, dan kemampuan manusia. Ilmuwan pun memperkirakan bahwa komputer akan menyamai atau bahkan melampaui kecerdasan dan kemampuan manusia pada tugas-tugas dasar seperti pengambilan keputusan rumit, penalaran pembelajaran, analitis dan pengenalan pola, ketajaman visual, pengenalan ucapan, dan terjemahan bahasa.

Hadirnya AI dengan kelebihan dan keistimewaan yang dimiliki, yang memberikan kemudahan bagi manusia menimbulkan satu pertanyaan besar. Ketika AI telah menguasai masa depan, mengambil alih dan mengubah keberadaan manusia, lantas apa yang akan dilakukan manusia? Adalah tugas kita untuk menyiapkan jawaban, tugas kita untuk mengembangkan potensi dan keterampilan baru dalam menghadapi perubahan teknologi. Maka, sudah semestinya kita memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bijak dan tidak merugikan masyarakat, memastikan bahwa pengembangan AI dilakukan dengan transparan, tetap memerhatikan etika dan norma yang berlaku.

sumber : https://retizen.id/posts/215281/kecerdasan-buatan-aplikasi-dalam-sains-data-dan-masa-depannya
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler