Pendakwah di Medsos Masuk Ormas Islam Bisa Jadi Inspirasi Nitizen
Ada keuntungan dari bergabungnya pendakwah yang masuk ormas Islam.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pendakwah yang populer di media sosial mulai banyak yang begabung dengan ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Langkah para pendakwah milenial ini pun bisa menjadi inspirasi bagi nitizen atau pengikutnya di medsos.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengatakan, seorang muslim yang muqallid (orang awam), maka akan terinspirasi dari gurunya dan kemudian mengikutinya. Karena itu, menurut dia, seorang muqallid seperti nitizen juga bisa mengikuti gurunya yang sudah masuk ormas Islam.
“Ketika kiainya berpindah atau melakukan sesuatu, kalau kita masih taqlid ya diikutin. Kecuali pada tingkatan muttabi’, di mana dia orang yang sudah ikut pada orang lain tapi dengan tahu reasoningnya, maka dia akan mengikuti ulama itu ketika pendapatnya dirasa unggul menurut ilmu yang dia miliki,” ujar Kiai Cholil saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (13/5/2023).
“Jadi bagi kalangna muqallid, ketika imam ke kanan ikut ke kanan, imam ke kiri ikut kiri dan itu sepenuhnya dilakukan,” imbuhnya.
Sedangkan seorang muttabi’, menurut dia, adalah orang yang bertaqlid kepada mujtahid namun mereka memahami dalil-dalil dan cara instinbat hukum dari dalil-dalil tersebut.
“Kalau muttabi’ tingkatannya yang sudah bisa melakukan klasifikasi, validasi terhadap dalil, dan bahkan bisa melakukan koreksi. Dia mengikuti imamnya atau tokohnya ketika dia rasa benar dan bisa pindah pada mazhab lain ketika mazhab lain lebih unggul,” kata Kiai Cholil.
Salah satu pendakwah milenial yang bergabung dengan ormas Islam baru-baru ini adalah Ustaz Hanan Hattami. Pendiri gerakan Pemuda Hijrah di Bandung itu resmi dibaiat menjadi warga Nadhlatul Ulama (NU) dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek di Malang, Kamis (11/5/2023) lalu.
Ketika Ustaz Hanan Attaki berbaiat ke NU, menurut Kiai Cholil, maka para pemuda hijrah yang selama ini mengikutinya juga bisa bergabung dengan ormas Islam.
“Ya mereka itu kan tetap Islam, tapi kalau mengikuti manhaj gurunya ya sebaiknya diikuti saja, itu lebih baik. Tapi seandainya punya pilihan lain dengan logis umpamanya, ya dipersilahkan. Tapi nanti pilihan itu ya tanggung jawab sendiri. Tapi kalau mengikuti gurunya maka gurunya yang bertanggung jawab terhadap paham yang diyakini atau ilmu yang ada pada muridnya,” jelas Rais Syuriyah PBNU ini.