Persaudaraan Alumni 212 Tolak Konser Coldplay, Ini Sederet Alasannya Menurut Novel

Cold Play dianggap mendukung LGBT menurut Persaudaraan Alumni 212

www.muzu.tv
Vokalis Coldplay, Chris Martin. Cold Play dianggap mendukung LGBT menurut Persaudaraan Alumni 212
Rep: Fergi Nadira B Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak penyelenggaraan konser Coldplay yang direncanakan pada November mendatang. 

Baca Juga


Menurut Wakil Sekjen PA 212, Novel Bamukmin, grup band asal London itu bertentangan dengan agama dan nilai Pancasila sebab mendukung LGBT dan ateisme. 

"Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dan Coldplay bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," kata Novel ketika dihubungi Republika.co.id pada Ahad (14/5/2023). 

Dia mendesak Pemerintah Indonesia untuk tegas menolak konser Coldplay diadakan di Indonesia demi menjaga keutuhan bangsa. 

Novel mengatakan, dengan masa pesta politik praktis yang sebentar lagi terjadi, oleh karenanya bakal ada gejolak umat Muslim yang akan berbuat nekat jika konser tetap digelar. 

"Kalau pemerintah membiarkan bahkan sampai mendukung kami jelas tidak bertanggung jawab atas gejolak umat Islam, karena bisa saja mereka akan melakukan masuk ke dalam konser dengan membawa ular seperti insiden yang terjadi di konser Lady Gaga juga Miss World atau bisa juga mereka memblokir lokasi atau mengepung bandara," kata Novel menegaskan.  

PA 212 juga mengimbau panitia untuk segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay. Novel menilai masih banyak group musik yang tidak beraliran mendukung LGBT ataupun ateisme. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Menurut Novel, Polri juga sudah seharusnya peka terhadap konser musik terlebih dengan artis yang didatangkan dari luar negeri. Sebab, menurut dia, kedatangan para pendukung ateis dan LGBT berpotensi menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. 

"Saya imbau, sekali lagi, apalagi nanti November suhu politik sedang berada di puncak yang memanas sehingga pro dan kontranya bisa ditunggangi oleh politik penguasa," kata dia. 

"Itu bisa terjadi jika konser itu membawa misi yang bertentangan dengan Pancasila juga dengan norma-norma agama," ujarnya menambahkan. 

Dia mengingatkan institusi Polri yang saat ini tengah tercoreng namanya oleh oknum. Oleh karena itu, menurut dia, polisi harus berbenah diri memperbaiki kewibawaan Polri dengan berada bersama rakyat dan menegakkan Pancasila, salah satunya melarang Coldplay menggelar konser di Indonesia. 

Pihak promotor penyelenggaraan konser Coldplay telah mengumumkan tanggal konser, denah duduk, hingga harga tiket. Konser Coldplay akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada 15 November 2023.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler