Apa Kabar Kita Setelah Ramadhan?

Umat harus menjaga nilai-nilai Ramadhan.

Dok Republika
Bulan Ramadhan (ilustrasi)
Rep: Rossi Handayani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan telah meninggalkan umat Islam selama 24 hari lamanya. Bagaimana umat setelah bulan suci ini, masihkah taat beribadah?

"Bagaimana kita memandang Ramadhan tatkala pergi? Apakah kita memandang Ramadhan itu beban buat kita sehingga kita menginginkan Ramadhan cepat berlalu atau kita menganggapnya nikmat, yang tentunya menggap nikmat dia akan berusaha agar Ramadhan itu tidak pergi. Dia akan berusaha merangkul Ramadhan agar tidak berlalu, tapi dia tetap berlalu," kata Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah MA, melalui ceramah dalam akun Youtube resminya.

Ustadz Syafiq menjelaskan, Rasulullah ﷺ mengatakan, orang yang berpuasa karena Allah berharap pahala dari sang Pencipta, maka Allah akan memberikan kepadanya dua kegembiraan. Pertama, kegembiraan tatkala berbuka, yang menyebabkan bergembira karena Allah memberikan hidayah kepadanya berpuasa, saat banyak Muslim tidak puasa. Kegembiraan kedua tatkala berjumpa dengan Allah.

"Sejatinya Ramadhan hadir untuk menghapus dosa-dosa kita, walaupun engkau sudah 30 kali haji, 40 kali umroh, sudah bersedekah miliaran rupiah. Ingat kata Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam, setiap anak Adam pelaku dosa, maka Ramadhan hadir untuk menghapus dosa, sholat lima waktu juga hadir untuk menghapuskan dosa harian kita. Dan dari satu jumat ke jumat lainnya hadir untuk menghapuskan dosa kita. Dan Ramadhan ke Ramadhan selanjutnya. Dan dari satu umroh ke umroh selanjutnya. Merupakan kafarat penghapus dosa, dengan catatan apabila dosa-dosa besar dihindari," kata Ustadz Syafiq memaparkan.

Ustadz Syafiq melanjutkan, Ramadhan hadir untuk mengangkat derajat umat islam di hadapan Allah Azza wa Jalla. Hal ini karena di surga ada 100 derajat. Sebagaimana Rasulullah ﷺ menggambarkan di surga ada kamar, ada bangunan bertingkat, kemudian sahabat bertanya itu untuk siapa. Maka dijawab, itu untuk orang yang rajin puasanya, dan banyak shalatnya, suka berbagi makanan, dan itu disediakan oleh Allah Azza wa Jalla.

Ustadz Syafiq mengatakan, Allah Azza wa Jalla menyediakan satu malam di Bulan Ramadhan, yakni Lailatul Qadar. Adalah malam kemuliaan yang lebih baik dari 1.000 bulan atau 83 tahun empat bulan. Akan tetapi, sayangnya malam itu telah berlalu.

"Di bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, bagaimana sikap kita kemarin tatkala pintu surga dibuka, tatkala pintu neraka ditutup, tatkala setan-setan dibelenggu, apa yang kita lakukan?" kata Ustadz Syafiq.

Ustadz Syafiq mengungkapkan, saat ini diperkirakan ada delapan miliar manusia, mereka memiliki tempat di neraka dan mempunyai tempat di surga. Maka manusia perlu berusaha agar dibebaskan dari tempat di neraka. Tatkala orang beriman meninggal, akan dibukakan jendela, kemudian ditunjukkan tempatnya di neraka kalau dia tidak beriman. Maka karena dia beriman, dibukakan tempat dia di surga.

"Dan di setiap malam bulan Ramadhan itu ada vonis bebas dari api neraka. Kira-kira kita sudah dapat atau enggak jamaah?" kata Ustadz Syafiq.

Pendakwah lulusan Universitas Islam Madinah ini mengatakan, saat ini dihadapan umat islam ada 11 bulan. Saat Allah Azza wa Jalla telah melepaskan setan, maka godaannya akan dirasakan oleh manusia. Hal ini dapat dibandingkan dengan semangat umat islam beribadah pada bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. Ustadz Syafiq pun menanyakan, apakah ada di antara para jamaah yang masih menunaikan shalat tarawih 23 atau 11 rakaat.

Ustadz Syafiq menjelaskan, seusai Ramadhan yang perlu dilakukan umat, yakni banyak berdoa memohon agar diterima amalan. Ada banyak kekurangan, maka umat perlu berisitighfar. Kemudian manusia perlu menjaga nilai-nilai Ramadhan.

"Yang pertama adalah berpuasa, selesai puasa wajib yang pertama dihisab itu sholat, kalau sholatnya itu baik insya Allah yang lainnya baik. Kalau ternyata sholatnya kurang yang wajib, maka akan ditanyakan, dia punya nggak sholat sunah, akan dihadirkan untuk menyempurnakan sholat wajib. Begitu pula puasa mungkin ada kekurangan, maka akan ditanyakan puasa yang kurang dengan puasa sunah. Alhamdulillah ada puasa sunnah di bulan syawal," ujar Ustadz Syafiq.



Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler