Erick Thohir Serukan Revolusi Mental dari Sepak Bola
Keberhasilan sepak bola Indonesia menambah tropi SEA Games dan memutus paceklik gelar selama 32 tahun menjadi momentum yang sangat penting untuk kebangkitan sepak bola Indonesia.
Keberhasilan sepak bola Indonesia menambah tropi SEA Games dan memutus paceklik gelar selama 32 tahun menjadi momentum yang sangat penting untuk kebangkitan sepak bola Indonesia. Bahkan hal itu juga bisa menjadi inspirasi revolusi mental nasional.
Dalam pidatonya saat arak-arakan timnas yang disambut penuh gegap gempita publik di bundaran HI, Jakarta (19/5/2023), Erick Thohir menyebut kejuaraan sepak bola ini bisa menjadi inspirasi penting bagi revolusi mental. “Revolusi mental kita mulai dari sepak bola”, kata Erick.
Revolusi mental yang dimaksudkan oleh Erick Thohir terinspirasi dan sejalan dengan ide besar Presiden Jokowi. Sebab bagi Erick Thohir, kemajuan-kemajuan yang dicapai Presiden Jokowi selama ini, mulai dari pemerataan infrastruktur, kesejahteraan nasional dan beragam program strategis-penting bagi rakyat Indonesia berpijak pada semangat revolusi mental. Maka dari itu, Erick memandang penting semangat revolusi mental ala Jokowi tersebut. Tapi dalam konteks ini, Ketua PSSI tersebut menjadikan sepak bola sebagai inspirasi revolusi mental. Mengapa?
Pertama, sebab ternyata kemenangan ini bukan hanya semata-mata produk dari kemampuan, teknik, dan strategi tim, tapi juga sekaligus berkat tempaan motivasi, semangat, daya juang, dan mentalitas yg dimiliki para pemain. Erick Thohir sangat sadar dan menggugah aspek ini. Ini sejalan dengan revolusi mental ala Jokowi. Sebab aspek mentalitas dan motivasi ‘nothing to lose’ yg jadi kunci tempaan Erick Thohir untuk mendorong daya gugah dan semangat mental juara skuad garuda muda Indonesia.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Poppy Sulistyaning Winanti menegaskan soal ini. Bahwa racikan teknis Indra Sjafri dan gugahan semangat Erick Thohir bisa mampu memberikan motivasi, sportivitas & mental juara, dan alhasil berbuah emas SEA Games.
Aspek Pembenahan Lainnya
Kedua, di balik kemenangan ini, ada banyak upaya pembenahan lain yang progresif oleh PSSI di bawah nahkoda Erick Thohir. Progres pembenahan ini sangat kompleks, menyangkut banyak aspek.
Pertama, pembenahan induk organisasi PSSI. Dipimpin Erick Thohir, PSSI kian terbuka dengan masukan publik, menampung masukan stakeholder sepak bola (serasehan), transparansi & akuntabilitas (audit keuangan PSSI), orientasi jangka panjang (blueprint sepak bola), dan hal-hal progresif lainnya.
Kedua, orientasi pada profesionalitas (fairness) sepak bola semakin ‘menguat’ dalam agenda PSSI. Itu terlihat dari sejumlah program progresif dan berani. Mulai dari penguatan SDM wasit, pemberantasan mafia bola, fasilitasi VAR, dan lainnya.
Semua kebijakan progresif PSSI di atas dan produknya berupa raihan emas SEA Games, itulah poin yg dapat kita tangkap sebagai ‘revolusi mental’. Sebab pada praktiknya, pembenahan itu membutuhkan waktu yang panjang, kesabaran, dan perubahan aspek mendasar: mentalitas.
Maka tepat kiranya bila Erick Thohir mendorong revolusi mental ala Jokowi lewat lingkup sepak bola sebagai inspirasinya. Sebab di situlah kompleksitas pembenahan aspek mental, teknis, dan lain-lain saling berjalinan hingga mencapai hasil: juara.