BI Siapkan Rp 15 Miliar untuk Ekspedisi Rupiah di Daerah 3T

Kegiatan ini digelar di lima pulau di tiga kabupaten di NTT.

ANTARA/FB Anggoro
Sejumlah warga mengantre untuk menukarkan uang rusak ke petugas Bank Indonesia (BI) di pasar Banda Neira, Provinsi Maluku, Sabtu (15/10/2022). Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan Rp 15 miliar dalam pelaksanaan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan Rp 15 miliar dalam pelaksanaan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023. Kegiatan ini digelar di lima pulau di tiga kabupaten yang masuk dalam wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) di wilayah NTT.

Baca Juga


"Untuk kali ini modal yang kita siapkan mencapai Rp 15 miliar uang kertas untuk lima pulau 3T tersebut," kata Kepala Perwakilan BI Wilayah NTT Stefanus Donny Heatubun di Kupang, Sabtu (20/5/2023).

Hal ini disampaikannya di sela-sela acara pelepasan keberangkatan tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 menggunakan KRI Escolar 871. Uang yang dibawa juga semuanya adalah uang emisi tahun 2022 dengan rincian uang kertas Rp 100 ribu berjumlah Rp 4 miliar, Rp 50 ribu berjumlah Rp 5 miliar dan Rp 20 ribu berjumlah Rp 3 miliar.

Kemudian uang kertas Rp10 ribu berjumlah Rp1 miliar, uang kertas Rp 5.000 berjumlah Rp1,5 miliar, Rp 2.000 berjumlah Rp 400 juta dan uang kertas Rp 1.000 berjumlah Rp 100 juta.

"Jadi mulai dari uang kertas pecahan Rp 1.000 hingga Rp 100 ribu semuanya kita bawa untuk ditukarkan dengan uang lusuh yang diperoleh dari masyarakat di sejumlah pulau 3T tersebut," katanya.

Dia menambahkan bahwa dari Rp 15 miliar itu nantinya setiap pulau mendapatkan jatah Rp 3 miliar dan dia berharap agar semua uang emisi 2022 yang dibawa dalam ekspedisi itu bisa habis tertukar dengan yang lusuh.

Selain melakukan penukaran uang rupiah di sejumlah pulau tersebut, pihaknya juga memanfaatkan momentum tersebut untuk mensosialisasikan rupiah kepada masyarakat dan pelajar yang ada di daerah tersebut.

Di samping itu juga pihaknya menyalurkan bantuan untuk gereja dan mesjid serta sejumlah sekolah di lima pulau akan disinggahi nanti.

Sementara itu Paban 2 Ops Sopsal Mabes TNI AL (Perwira Bantuan 2 Operasional Staf Operasi TNI Angkatan Laut), Kolonel Laut (P) Andri Kristianto mengatakan bahwa KRI Escolar yang digunakan adalah KRI yang mampu bertahan selama tujuh hari di laut jika melakukan operasi.

"Kalau hanya lima hari kekuatan KRI Escolar bisa menjangkaunya," tambah dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler