Titik Kritis Kehalalan Dimsum

Hidangan dim sum meliputi berbagai macam hidangan seafood, daging, dan sayuran.

dok. Dimsum49
Memahami titik kritis kehalalan dim sum/ilustrasi
Rep: Desy Susilawati Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dim sum adalah salah satu panganan yang banyak disukai kalangan, baik orang dewasa maupun anak-anak. Dimsum lebih enak disajikan hangat ditambah dengan saus sambal maupun saus barbeque atau lada hitam. Rasanya sangat nikmat. Jika Anda ingin mencicipinya dengan saus mentai atau saus keju, juga tak kalah nikmat

Baca Juga


Tapi, apakah dimsum ini halal? Apa saja titik kritis dimsum?

Dilansir dari laman Asia Society Magazine, Senin (22/5/2023), dimsum adalah makanan tradisional Tionghoa yang terdiri dari sepiring kecil pangsit dan makanan ringan lainnya dan biasanya ditemani dengan teh. Mirip dengan cara orang Spanyol makan tapas, hidangannya dibagikan di antara keluarga dan teman. Biasanya dimsum dikonsumsi selama jam makan siang atau pagi menjelang siang hingga jam makan siang.

Saat ini, dimsum dimakan di seluruh China dan dunia, tetapi hidangan tersebut diyakini berasal dari wilayah Guangdong di China Selatan sebelum akhirnya sampai ke Hong Kong.

Hidangan dimsum meliputi berbagai macam hidangan seafood, daging, dan sayuran yang diolah dengan berbagai cara dikukus, digoreng, atau dipanggang. Dimsum terdiri atas beberapa jenis makanan, di antaranya bakpao, fung zau atau ceker ayam, siomay, dumpling atau pangsit goreng, hakau yang berisi udang, gyoza atau pangsit kukus, dan xiaolongbao yaitu pangsit yang di dalamnya terdapat kuah.

Siomay

Salah satu jenis dimsum yang populer adalah shumai (siu mai, shao mai). Gilingan daging sebagai isi, yang dibalut dengan kulit pangsit, kemudian dimatangkan dengan cara dikukus dan disajikan dengan saus kacang ini pastinya sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya bagi pencinta kuliner. Siomay memiliki banyak pengemar karena rasanya yang enak. Tapi tahukah, siomay bisa juga loh terindikasi haram?

Dikutip dari laman MUI, siomay awalnya hanyalah salah satu menu yang terdapat dalam makanan dimsum, tapi kini siomay disajikan sendiri karena rasanya yang khas, makanan yang terkenal seantero benua Asia ini konon berasal dari Mongolia Dalam.

Dalam proses adaptasi siomay dengan cita rasa Indonesia, makanan ini tentunya memiliki beberapa perubahan bentuk dari resep aslinya. Siomay khas Indonesia isinya bukan hanya daging sapi atau daging babi seperti pada resep aslinya, melainkan dikreasikan menjadi ikan tengiri, udang, ataupun ayam.

Menilik bahan yang digunakan, biasanya daging ikan atau daging ayam yang dicampur dengan tepung sagu, siomay sebenarnya adalah makanan halal. Namun, pada kenyataannya, banyak juga ditemukan siomay yang dibuat dari bahan makanan yang haram atau tidak jelas kehalalannya.

Penggunaan daging isian siomay harus kita waspadai. Jika siomay menggunakan daging yang berasal dari hewan laut, seperti ikan tenggiri, udang, serta kepiting, dapat dipastikan siomay ini halal. Ikannya sendiri tentu halal.

Namun, penambahan tepung, terlebih tepung yang sudah melalui proses industri di pabrik-pabrik layak dicermati. Begitu juga bahan tambahan lainnya, seperti bumbu penyedap, kecap, saus, ebi, lada, gula, dan garam.

Bahan tambahan untuk membuat siomay haruslah dicermati. Gula pasir, misalnya, dibuat dari nira yang dapat berasal dari berbagai, seperti tebu, kelapa, siwalan, lontar, aren, dan sawit. Oleh karena berasal dari tanaman, sudah barang tentu bahan baku utama gula pasir tersebut halal. Namun, proses pembuatannya yang harus diwaspadai.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler