Pesan Wapres Kiai Ma'ruf Agar Terhindar dari Penipuan Tiket Konser Coldplay

Wapres Ma'ruf Amin turut mengomentari maraknya penipuan tiket konser Coldplay.

Republika/Thoudy Badai
Warga mencoba membeli tiket konser Coldplay secara online di Jakarta (ilustrasi)
Rep: Fauziah Mursid Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengomentari maraknya kasus penipuan penjualan tiket konser Coldplay maupun oknum-oknum yang memanfaatkan antusiasme penggemar grup musik asal Inggris itu dengan menjual harga fantastis. Kiai Ma’ruf pun mengimbau kepada masyarakat untuk dapat berhati-hati dalam melakukan transaksi digital.

Baca Juga


"Mengenai tiket Coldplay ya, saya kira bukan hanya soal Coldplay tapi semua saja supaya masyarakat berhati-hati untuk tidak mudah tertipu," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangannya kepada awak media usai meresmikan pembukaan Asia Media Summit (AMS) ke-18 Tahun 2023 di Bali, Selasa (23/05/2023).

Dia mengingatkan, kehati-hatian penting karena banyak pihak sengaja memanfaatkan antusiasme para penggemarnya yang menanti kunjungan perdana Coldplay ke Indonesia ini dengan berbagai modus penipuan.

"(Sebab) banyak (penipuan) yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," ucapnya.

Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah ini tidak membantah jika transaksi keuangan secara digital masih tetap berpotensi terjadinya penipuan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Karenanya, kewaspadaan dan kehatia-hatian harus menjadi perhatian seluruh pihak.

"Dalam semua hal, di transaksi-transaksi keuangan juga yang menggunakan digital, ini memang banyak penipuan-penipuan," katanya.

Karena itu, Wapres juga meminta keterlibatan pengawasan dari para pihak yang berwenang, untuk bersama-sama mengawal mencegah terjadinya penipuan dan meningkatkan sistem keamanan transaksi keuangan. Dia juga meminta para pemangku kepentingan, agar dalam penyelenggaraan acara dapat mengambil langkah preventif dengan melakukan pengawasan sejak dini.

"Sehingga pengawasannya sejak mulai, ketika itu sudah akan diluncurkan, itu sudah harus mulai dilakukan pengawasan dan adanya sistem pencegahan kemungkinan terjadinya penipuan seperti ini," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler