BPR Ganti Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat

Perbarindo akan menggelar Fun Walk di Lapangan Parkir Timur, GBK.

Perbarindo
Perbarindo akan menggelar Fun Walk di Lapangan Parkir Timur, GBK, Ahad (28/5/2023).
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) mengganti nama menjadi Bank Perekonomian Rakyat (BPR). Pergantian nama akan dikukuhkan pada acara Fun Walk di Lapangan Parkir Timur, Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada Ahad (28/5/2023). Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari BPR-BPRS Nasional.

Baca Juga


Ketua DPD Perbarindo DKI Jakarta dan sekitarnya Ricardo Simatupang menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan secara serentak oleh 23 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perbarindo di seluruh Indonesia dengan total mencapai 80 ribu peserta. Pada kegiatan ini, rencananya pihaknya akan meluncurkan nama baru BPR yang berubah menjadi Bank Perekonomian Rakyat, kegiatan literasi keuangan, serta hiburan bersama grup musik Ada Band.

"Acara Fun Walk ini kami harapkan menjadi sebuah momentum untuk makin mengenalkan industri BPR dan BPRS kepada masyarakat Indonesia," ujar Ricardo dalam siaran pers, Kamis (25/5/2023).

Dalam kegiatan ini, Perbarindo bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan layanan KTP digital yang akan memberikan layanan SLIK kepada masyarakat umum yang hadir.

Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah berharap BPR-BPRS terus bersinergi dan menciptakan nilai tambah dan saling menguntungkan bagi semua stakeholder, dikarenakan perannya yang strategis dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

 

Ia menyebut keberadaan BPR-BPRS dekat dengan masyarakat, memiliki prosedur pelayanan yang sederhana, mengutamakan pendekatan personal, dan fleksibilitas pola dan model pinjaman, sehingga, membuatnya mampu eksis dan tumbuh bersama industri perbankan lain.

"Di masa yang akan datang, peran tersebut akan terus kami tingkatkan dengan memberikan kemudahan dan perluasan akses bagi pelaku UMKM," ujar Tedy.

Hingga Desember 2022, total aset industri BPR- BPRS tumbuh 9,14 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp 202,46 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 185,50 triliun pada akhir 2021.

 

Sementara, penyaluran dana kredit BPR- BPRS per Desember 2022 tumbuh 11,81 persen (yoy), atau lebih dari tingkat pertumbuhan kredit sebelum pandemi COVID-19 yang tercatat sebesar 10,85 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler