Hamas Kutuk Israel yang Ubah Benteng Yerusalem Jadi Museum Daud

Benteng Yerusalem yang merupakan situs sejarah Palestina kuno diubah Israel

AP Photo/Mahmoud Illean
Israel mengubah Benteng Yerusalem yang merupakan situs sejarah Palestina kuno, menjadi museum Yahudi dengan nama baru Museum Menara Daud.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas pada Rabu (31/5/2023) mengutuk langkah Israel mengubah Benteng Yerusalem yang merupakan situs sejarah Palestina kuno, menjadi museum Yahudi dengan nama baru Museum Menara Daud. Hamas menegaskan, tindakan Israel ini adalah upaya menghapus identitas Yerusalem.

"Langkah seperti itu tidak memiliki legitimasi karena dilakukan sebagai bagian dari upaya keras pendudukan Israel untuk menghapus identitas Yerusalem. Yerusalem akan selalu menjadi kota Arab dan Islam," ujar Hamas, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (1/6/2023).

"Merupakan bagian tak terpisahkan dari ciri sejarah Yerusalem dan harta wakaf Islam yang akan terus menjadi saksi identitas Arab dan Muslim," kata pernyataan Hamas.

Gerakan perlawanan Palestina menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk bertindak dan mengakhiri upaya pendudukan Israel memalsukan fakta sejarah. Tindakan ini sangat penting untuk melindungi situs suci Muslim dan Kristen di kota suci.

Pada 2022 otoritas Pendudukan Israel baru-baru ini memindahkan kubah dan bulan sabit menara Benteng Yerusalem. Langkah ini memicu kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina.

Benteng Yerusalem adalah benteng kuno yang terletak di dekat pintu masuk Gerbang Jaffa ke Kota Tua Yerusalem.  Struktur saat ini merupakan komposisi konstruksi Ayyubiyah, Tentara Salib, Mamluk, dan Ottoman, selain benteng Romawi kuno.  Namun, sebagian besar struktur kontemporer berasal dari periode Mamluk, dengan beberapa tambahan dari pembangunan kembali tembok kota selama periode Ottoman.
 
Kubah dan bulan sabit dipindahkan di bawah pengawasan Otoritas Kepurbakalaan Israel. Setelah dipindahkan, administrasi museum menyatakan di situs webnya bahwa Museum Menara Daud sedang mengalami renovasi senilai 50 juta dolar AS.

"Menara Daud adalah situs khusus yang mewakili semua lapisan arkeologi Yerusalem," kata Direktur dan Kepala Kurator museum, Eilat Lieber.

Kepala Komisi Yerusalem untuk Memerangi Yudaisasi, Nasser Al-Hadmi mengatakan, Israel menggunakan dalih pekerjaan restorasi untuk mengaburkan identitas Islam dari kota Yerusalem. Al-Hadmi menekankan, Israel tidak dapat mengubah realitas dan landmark penting kota suci bersejarah tersebut. Al-Hadmi menganggap pekerjaan restorasi Israel sebagai serangan mencolok terhadap tempat arkeologi Islam.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler