Tabrakan Kereta India, Amalkan Adab dan Doa Ini Agar Terhindar dari Musibah Saat Pergi

Umat Islam dianjurkan mengamalkan adab dan doa saat akan bepergian.

ANTARA FOTO
Foto udara kepadatan kendaraan saat diberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu arah di jalur wisata Puncak,Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/6/2023). Kepadatan kendaraan menuju kawasan wisata Puncak Bogor disebabkan oleh tingginya antusias warga memanfaatkan libur panjang cuti bersama Hari Lahir Pancasila serta libur Hari Raya Waisak untuk berwisata, dan Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan sistem satu arah (one way) untuk mengurai kepadatan kendaraan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kereta mengalami tabrakan dahsyat di Odisha, India pada Jumat malam (2/6/2023). Kecelakaan tragis ini mengakibatkan 207 orang meninggal dunia dan 900 orang lainnya terluka.

Saat melakukan perjalanan memang terdapat risiko kecelakaan yang dapat menyebabkan terluka atau bahkan meninggal dunia. Oleh karena itu, seorang muslim harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Perkembangan alat transportasi yang terjadi saat ini memungkinkan orang semakin banyak bepergian dibandingkan dengan masa lalu. Di zaman sekarang ini, banyak orang yang menggunakan bus, kereta, maupun pesawat. Namun, berbagai moda transportasi itu juga memiliki risiko kecelakaan.

Agar terhindar berbagai musibah di dalam perjalanan, maka umat Islam pun dianjurkan mengamalkan adab-adabnya dan membaca doa.

Berdasarkan tuntunan dari laman resmi PP Muhammadiyah, berikut adab dan doa saat akan bepergian.

Baca Juga


Adab dan Doa Saat akan Bepergian

1. Sholat Safar

Saat akan bepergian hendaklah melaksanakan sholat Safar dua rakaat. Berdasarkan hadits dari Ibnu Mas’ud, pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW dan berkata:

“Ya Rasulullah, saya hendak pergi ke Bahrain untuk urusan dagang”. Lalu Rasulullah menyuruh orang itu: “Pergilah sholat dua rakaat” (HR Thabrani dalam al-Kabir).

2. Berpamitan

Saat akan bepergian, umat Islam juga dianjurkan berpamitan dulu dengan seisi rumah agar kepergian Anda mereka ketahui. Anda dapat berdoa untuk mereka, dan begitu pula sebaliknya.

عَنْ مُوسَى بْنِ وَرْدَانَ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ لِرَجُلٍ تَعَالَ أُوَدِّعْكَ كَمَا وَدَّعَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ كَمَا وَدَّعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْدَعْتُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا يُضَيِّعُ وَدَائِعَهُ

Dari Musa bin Wardan berkata; Abu Hurairah berkata kepada seorang laki-laki: “Kemarilah, saya akan mengucapkan selamat tinggal (berpamitan) kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal kepadaku, atau sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal; aku titipkan engkau kepada Allah yang tidak menyia-nyiakan titipan-Nya”.

3. Berjabat Tangan

Di samping mengucapkan kata-kata pamitan, hendaklah umat Islam berjabat tangan dan mengucapkan salam. Rasulullah SAW bersabda:

تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ

“Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya akan hilanglah kedengkian” (HR. Malik dari ‘Atha bin Abu Muslim Abdullah al- Khurasani berkata).

مِنْ تَمَامِ التَّحِيَّةِ الْأَخْذُ بِالْيَدِ

“Termasuk kesempurnaan penghormatan adalah berjabat tangan” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud).

Ucapan salam ketika berpisah dengan keluarga adalah:

ألَسلامُ عليكم ورحمةُ الله وبركاتُهُ

“Semoga keselamatan tetap atas kamu, demikian pula rahmat Allah dan barakah-Nya”.

Berjabat tangan dan mengucapkan salam merupakan bentuk penghormatan kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini akan memberikan perasaan nyaman bagi kedua belah pihak.

4. Baca doa saat keluar rumah

Pada saat keluar rumah, hendaklah bertawakal kepada Allah SWT dengan mengucapkan:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah”



5. Baca doa di dalam kendaraan

Duduklah di dalam kendaraan pada tempat di mana seharusnya Anda duduk. Jika sebagai pengemudi, maka Anda duduk di belakang kemudi. Jika sebagai penumpang, duduklah pada kursi Anda, dan janganlah mengambil hak tempat duduk orang lain.

Pada saat telah siap di atas kendaraan, seperti sepeda, sepeda motor, becak, andong, mobil, kereta api, pesawat terbang, dan kapal, hendaklah bertakbir tiga kali dan berdoa:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau ridhai. Ya Allah, permudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan mengurusi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga” [HR. Muslim, HN 2393 dari Ibnu Umar].

6. Dzikir selama dalam perjalanan

Selama dalam perjalanan, hendaklah Anda mengisi waktu tersebut dengan amalan yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perjalanan. Di antara amalan yang dapat dilakukan adalah berdzikir.

Pilihlah dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan jadikanlah sebagai bagian kebiasaan Anda ketika berada di atas kendaraan. Dari Abu Darda’, dia berkata; Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Hendaknya kamu selalu mengucapkan:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

“Maha suci Allah, dan segala pujian bagi Allah, dan tidak ada ilah kecuali Allah dan Allah Maha besar”

7. Baca doa setelah kembali pulang

Pada saat kembali dan sesampainya di rumah, maka bertakbirlah sebanyak tiga kali dan membaca doa berikut:

آيِبُونَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَائِبُونَ عَابِدُونَ حَامِدُونَ لِرَبِّنَا سَاجِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Kita kembali, insya Allah sebagai hamba yang bertaubat, beribadah, memuji-Nya dan yang sujud untuk Rabb kita. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya” (HR Bukhari, HN 2854 dari Abdullah RA).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler