Kabinet Erdogan, Kepala Intelijen Jadi Menlu

Erdogan mendorong adanya rekonsiliasi pascapemilu kemarin.

AP Photo/Ali Unal
Recep Tayyip Erdogan kembali terpilih menjadi Presiden Turki.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan susunan kabinetnya setelah resmi dilantik kembali menjadi presiden, Sabtu (3/6/2023). Ia menunjuk mantan bankir Mehmet Simsek sebagai menteri keuangan dan kepala intelijen Hakan Fidan sebagai menteri luar negeri. 


Ditunjuknya Simsek memberi sinyal Turki bakal mengambil kebijakan ekonomi lebih ortodoks. Para pengamat memperkirakan, beberapa bulan mendatang pemerintah menaikkan tingkat suku bunga, mengubah kebijakan Erdogan selama ini yang setia pada bunga rendah. 

Selain Simsek (56), ada pula sosok Cevdet Yilmaz, yang beraliran ekonomi ortodoks yang menjabat wakil presiden. Menlu Mevlut Cavusoglu digantikan posisinya oleh kepala Organisasi Intelijen Nasional (MIT), Hakan Fidan. 

Fidan kepala intelijen Erdogan dan mantan tentara. Menurut laman berita Aljazirah, Pembantu terdekat Erdogan itu mengepalai MIT sejak 2010. Sebelumnya, ia penasihat Erdogan di kantor perdana menteri. Pada 2012, ia menjalani pemeriksaan atas kebijakannya di MIT.

Ini terkait pembicaraan damai rahasia yang dilakukan MIT dengan kelompok kurdi bersenjata, Kurdistan Workers’ Party (PKK) di Oslo, Norwegia. 

Terkait Simsek, pasar keuangan menganggapnya ramah saat ia menteri keuangan dan wakil perdana menteri antara 2009 dan 2018. 

Maka, ia berpotensi pula menjalankan kebijakan pasar bebas setelah bertahun-tahun Erdogan mengontrol pasar uang dan kredit. Namun, semuanya berbalik sejauh mana Simsek bebas menerapkan kebijakannya. 

Emre Peker, direktur Eurasia Group, Turki menyatakan, ditunjuknya Simsek menandakan Erdogan mengakui kurang tangkasnya ia mengelola tantangan ekonomi selama ini. ‘’Namun, penunjukan Simsek hanya untuk menunda krisis,’’ katanya. 

Tampaknya, jelas dia, Simsek tak muncul untuk memperbaiki ekonomi dalam jangka panjang. Ia menduga, pada awal masa jabatannya Simsek akan memperoleh mandat kuat tetapi akan menghadapi perubahan angin politik seiring dekatnya pilkada pada Maret 2024.

Sejak 2021, Erdogan menekankan pada stimulus moneter dan kredit untuk pertumbuhan ekonomi, ekspor, dan investasi. Menekan bank sentral untuk bertindak serta menggerus independensi bank sentral tersebut. 

Dampaknya, inflasi tahunan Turki mencapai puncaknya dalam 24 tahun, yaitu 85 persen sebelum akhirnya mereda pada tahun lalu. Mata uang lira kehilangan nilai lebih dari 90 persen dalam satu dekade terakhir setelah serangkaian tekanan. 

Dalam pidato setelah kemenangan, Erdogan menyatakan inflasi merupakan isu urgen yang mesti segera ditangani. 

Rekonsiliasi

Dalam upacara pelantikan, Erdogan menyerukan rekonsiliasi. ‘’Kami akan menghormati 85 juta rakyat Turki terlepas dari pandangan politik mereka. Mari kita buang perbedaan selama pemilu kemarin. Mari kita berekonsiliasi,’’ ujarnya. 

Semua orang, kata dia, mesti melihat ke depan. Fokus pada masa depan serta mencoba hal-hal baru. ‘’Kita mesti membangun masa depan dengan belajar dari kesalahan masa lalu.’’ Saat pengambilan sumpah di parlemen, ia menegaskan akan melindungi kedaulatan negara. 

Erdogan menyatakan akan mematuhi konstitusi dan mengikuti prinsip-prinsip Mustafa Kemal Ataturk, pendiri republik Turki yang sekuler. Erdogan menjadi perdana menteri pada 2003 setelah partainya AKP menang pemilu akhir 2002. 

Pada 2014, ia menjadi presiden terpilih paling populer. Terpilih kembali pada 2018 setelah mampu mengamankan wewenang eksekutif untuk presidensi dalam referendum 2017. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler