Militer Ukraina Minta Warga tak Umbar Rencana Serangan Balik ke Rusia

Sekutu Barat mengirimkan senjata ke Kiev untuk serangan balik.

EPA-EFE/SERGEY SHESTAK
Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu (4/2/2023).
Rep: Lintar Satria Zulfikar Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Militer Ukraina kembali meminta masyarakat bungkam mengenai rencana serangan balik ke pasukan Rusia. Serangan yang sudah lama dinantikan itu bertujuan untuk merebut kembali wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.


Pejabat Pemerintah Ukraina meminta masyarakat berhenti berspekulasi mengenai operasi tersebut sebab hanya akan membantu musuh tahu lebih banyak soal itu. Terkait hal ini, beberapa hari terakhir Pemerintah Ukraina menindak warga.

Di antaranya, ada sejumlah warga yang membagikan foto atau rekaman video sistem pertahanan udara sedang menembak jatuh rudal Rusia.

"Rencana mencintai keheningan, tidak akan ada pengumuman dimulainya serangan," kata Kementerian Pertahanan Ukraina mengacu rencana operasi serangan balik di sebuah video yang diunggah di aplikasi kirim-pesan Telegram, Ahad (4/6/2023).

Di video yang diproduksi dengan baik memperlihatkan seorang tentara bertopeng dan bersenjata lengkap mengacungkan jari telunjuk ke depan bibir sebagai gestur meminta orang lain diam. Sementara di belakangnya ada gemuruh suara artileri dan tembakan.

Video ini berakhir dengan pesawat jet F-16 lepas landas. Kiev mengharapkan negara-negara Barat mengirimkan pesawat tempur itu untuk meningkatkan kemampuan tempur menghadapi rudal dan drone Rusia.

Sekutu-sekutu Barat mengirimkan senjata, amunisi, dan perlengkapan tempur ke Kiev untuk serangan balik. 

Pakar militer mengatakan, senjata-senjata Ukraina sulit untuk menghadapi pasukan Rusia. Dalam wawancara yang dipublikasikan Sabtu (3/6/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Kiev tengah mempersiapkan operasi. Namun, ia tak menyampaikan prediksi.

"Sejujurnya, operasi dapat berjalan dengan berbagai cara, benar-benar berbeda, tapi kami akan melakukan dan kami sudah siap," kata Zelenskyy kepada Wall Street Journal.

Pejabat senior Ukraina lainnya, termasuk Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov, juga mencoba meredam ekspektasi. Namun, di beberapa kasus, militer juga mengumbar antisipasi di media sosial untuk mengintimidasi Kremlin.

Pekan lalu, militer Ukraina mengunggah video yang diproduksi dengan baik menunjukkan pasukan bersiap bertempur dan mengucapkan berkat. Video itu kemudian disiarkan sebagai video iklan perekrutan personel militer. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler