Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina, Seskab: Prabowo Berniat Baik

Pramono yakin usulan Prabowo masih berpegang teguh dengan kebijakan Presiden.

AP Photo/Vincent Thian
Indonesias Minister of Defense Prabowo Subianto, delivers his speech during the 20th International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue, Asia
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung memberikan tanggapan terkait proposal perdamaian yang diajukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk Rusia dan Ukraina. Menurut Pramono, usulan resolusi konflik Rusia-Ukraina dari Prabowo tersebut perlu dilihat dari perspektif yang positif.

Baca Juga


“Yang pertama apa yang disampaikan Menteri Pertahanan di dalam forum official yang kemudian mendapatkan tanggapan baik dari Ukraina maupun Rusia tentunya harus dilihat dalam perspektif yang positif. Saya yakin bahwa Pak Prabowo menyampaikan itu pasti dengan niat baik,” ujar Seskab Pramono di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (7/6).

Pramono meyakini usulan-usulan yang disampaikan oleh Prabowo itu masih berpegang teguh pada kebijakan yang diambil Presiden Jokowi. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa Presiden akan segera memanggil Prabowo untuk membahas terkait hal ini.

“Karena turunan dari kebijakan yang sudah diambil oleh Presiden, kebetulan saya mendampingi ketika Presiden ke Ukraina maupun ke Rusia, itulah yang menjadi pegangan,” kata Pramono.

Pramono tak menyampaikan apakah Presiden mempermasalahkan proposal perdamaian yang diusulkan Prabowo atau justru mengapresiasinya. Namun, Pramono meyakini bahwa Menhan Prabowo memiliki niat yang baik terkait proposal perdamaian tersebut.

“Ya nanti antara Pak Presiden dengan Pak Prabowo, tetapi saya yakin seyakin-yakinnya lah bahwa para menteri kita dalam usulan proposal seperti itu pasti niatnya baik,” ujarnya.

Dalam helatan tahunan menteri-menteri pertahanan International Institute for Strategic Studies (ISS) Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura pada Sabtu (3/6), Prabowo menyampaikan usulannya untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa proposal perdamaian tersebut merupakan usulan pribadi dari Prabowo, bukan pemerintah.

“Itu (proposal) dari Pak Prabowo sendiri,” kata Jokowi di rakernas III PDIP, Selasa (6/6).

Karena itu, ia akan memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan terkait proposal tersebut. “Hari ini atau besok akan saya undang, untuk minta penjelasan apa yang Pak Menhan sampaikan,” kata dia.

Dalam Pertemuan Shangri-La Dialogue di Singapura, Menhan Prabowo Subianto menyampaikan beberapa usulannya untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Salah satu usulannya, yakni segera dilakukan gencatan senjata di Ukraina.

Prabowo mengatakan, Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian guna mendukung diakhirinya perang di Eropa. Peperangan ini, jelas dia, sudah menyebabkan kerusakan luar biasa dan banyaknya rakyat sipil yang menjadi korban.

“Yang pertama harus kita lakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata,” kata Prabowo saat menjadi panelis pada pembahasan ‘Resolving Regional Tensions’.

Langkah kedua, Prabowo meminta kedua belah pihak mundur 15 km dari titik gencatan senjata saat ini. Ketiga, meminta Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian dan menempatkan di wilayah demiliterisasi sekarang ini.

“Kemudian PBB menggelar referendum kepada masyarakat yang tinggal di wilayah demiliterisasi,” ujar Prabowo.

Ia berharap usulan penghentian perang ini disetujui oleh semua negara. “Saya memutuskan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama yang ikut menjadi pasukan penjaga perdamaian,” kata Menhan Prabowo menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler