BEI Siap Dampingi UMKM yang Ingin IPO

UMKM yang IPO akan masuk ke dalam papan akselerasi.

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). BEI mendukung UMKM masuk ke pasar modal.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengakses pendanaan dari pasar modal. Bursa juga siap memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). 

Baca Juga


"Untuk membantu usaha dengan aset kecil menengah, BEI telah menyediakan platform yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha, yaitu papan akselerasi," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman, Rabu (7/6/2023).  

Sebagai informasi, saat ini terdapat empat papan perdagangan saham untuk mengakomodasi berbagai karakteristik perusahaan. Antara lain, Papan Utama untuk perusahaan berskala besar, Papan Pengembangan, Papan New Economy untuk perusahaan berbasis teknologi serta Papan Akselerasi untuk UMKM.  

Menurut Iman, jumlah perusahaan yang diperdagangkan di Papan Akselerasi sudah mencapai 33 perusahaan dari total 894 perusahaan di BEI. Beberapa perusahaan yang tercatat di Papan Akselerasi sudah naik kelas ke Papan Pengembangan. 

Selain itu, Iman melanjutkan, BEI juga menyediakan program IDX Incubator yang memberikan bimbingan bagi perusahaan-perusahaan skala kecil menengah yang siap untuk IPO. Dari IDX Incubator, setidaknya sudah ada enam perusahaan yang tercatat di BEI.

"Tidak hanya menyiapkan papannya, kami juga akan melakukan pendampingan kepada UMKM untuk siap IPO," ujar Iman.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi adanya Papan Akselerasi sebagai kebijakan yang inovatif dari BEI untuk memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM agar bisa listing di bursa saham. "Alternatif pendanaan yang tepat bagi usaha skala menengah adalah skema investasi melalui pasar modal," ujar Teten. 

Teten mencontohkan UMKM yang berhasil berkembang menjadi perusahaan besar dan mampu mencatatkan sahamnya di pasar modal, yaitu PT Sari Kreasi Boga Tbk (Kebab Baba Rafi), PT Tourindo Guide Indonesia (PGJO), dan lainnya. Ini menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya untuk dapat masuk ke pasar modal.

Teten mengakui, akan butuh waktu lama bagi usaha kecil untuk tumbuh secara organik. Untuk itu, diperlukan upaya agregasi dan konsolidasi agar skala usaha UMKM bisa masuk batas minimum sehingga bisa listing di bursa saham.

Teten optimistis Papan Akselerasi IDX Incubator dapat menjadi akselerator dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM di sektor pasar modal. "Harus segera kita buat short list, mana yang bisa kita inkubasi, kemudian kita dorong untuk IPO. Dengan cara seperti itu, saya yakin akan semakin banyak UMKM yang listing," kata Teten.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler