Operasional Kereta Cepat Terancam Molor, Wika Ungkap Progres Konstruksinya

Wika enggan menanggapi kemungkinan penundaan operasional KCJB.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Suasana stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Tegalluar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2/2023).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika enggan menanggapi kemungkinan penundaan operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Corporate Secretary Wika Mahendra Vijaya mengatakan, perusahaan fokus menyelesaikan penugasan yang telah diberikan.

Baca Juga


"Terkait penundaan, kami tidak menanggapi," ujar Mahendra saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Mahendra menyampaikan, Wika terus fokus menyelesaikan pekerjaan. Menurut Mahendra, capaian progres pengerjaan proyek KCJB terbilang memuaskan.

"Kalau untuk progres yang menjadi porsi konstruksi Wika sudah mencapai lebih dari 97 persen per Mei 2023," kata Wika.

Mahendra menyampaikan, Wika belum bisa memerinci kemampuan finansial untuk menyelesaikan pekerjaan. Wika, Mahendra melanjutkan, juga tengah melakukan pembicaraan dengan konsorsium agar membayar pekerjaan yang sudah dituntaskan Wika.

"Ini masih dibicarakan," kata Mahendra.

Sebelumnya dikabarkan, Kementerian Perhubungan dan tiga konsultan merekomendasikan pengunduran rencana operasional KCJB. Kereta cepat pertama di Tanah Air itu ditargetkan bisa beroperasi pada Agustus 2023 sekaligus sebagai bagian perayaan kemerdekaan RI.

Dalam laporan yang diterima Reuters, Rabu (7/6/2023), terdapat masalah baru yang membuat KCJB belum bisa memulai operasinya. Disebutkan, peserta konsorsium China menginginkan sertifikat kelayakan operasional penuh meskipun saat ini stasiun belum dibangun lengkap. Hal itu terungkap dalam presentasi setebal 48 halaman yang ditinjau oleh Reuters.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler