Pertimbangan PDIP dan Empat Kandidat Cawapres untuk Ganjar dari Kalangan NU

PDIP dan NU memiliki sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Republika/Prayogi
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (8/6/2023). Rakernas III PDI Perjuangan menghasilkan 17 rekomendasi eksternal diantaranya mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam memberantas kemiskinan ekstrim dan stunting, mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, menginstruksikan kader untuk memenangkan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 serta mendorong Pemilu dan Pilpres berjalan jujur dan adil.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febryan A 

Baca Juga


Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa semua nama akan dipertimbangkan dalam pembahasan calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo. Termasuk tokoh-tokoh senior dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU). 

"NU dengan visi kebangsaan, semua, akan jadi pertimbangan penting karena kami memang satu kesatuan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (9/6/2023). 

PDIP dan NU memiliki sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan konsep hubbul wathon minal iman dari NU sangat dipahami oleh seluruh kader partai berlambang kepala banteng itu. 

"NU berdiri pada tahun '26, PDI Perjuangan akarnya PNI tahun '27. Jadi NU itu saudara tua dari PDI Perjuangan," ujar Hasto. 

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga kerap berdialog dengan tokoh senior NU. Salah satunya adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. 

PDIP juga dekat dengan ormas Islam lain, yakni Muhammadiyah. Megawati juga mengaku memiliki alam pikir yang sama dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. 

"Sehingga ini tidak bisa dipisah-pisahkan, semua sudah bonded (terikat) dan memiliki suasana kebatinan terhadap siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar ke depan," ujar Hasto. 

Adapun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta semua pihak untuk bersabar terkait cawapres untuk Ganjar Pranowo. Termasuk untuk bersabar ihwal waktu diumumkannya sosok tersebut. 

"Kalau ditanya tanggalnya ya tunggu aja dulu. Terus siapa orangnya? Ya tunggu aja dulu," ujar Megawati usia menandatangani nota kesepahaman dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Jumat (9/6/2023). 

Ia kemudian mengutip pernyataan Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo. Bahwa PDIP sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen untuk mengusung pasangan capres-cawapres. 

"Jadi dengan demikian sudah banyak toh nama yang saya dengar, ada yang disampaikan, ya tapi kan saya boleh dong pilih sendiri. Kalau saya mau milih sendiri lalu ada aturan ndak boleh? Sangat boleh. Makanya saya dengarkan dulu, jangan nanya lagi ya nanti kapan (mengumumkan cawapres)," ujar Megawati. 

 

 


Berdasarkan survei terbaru Arus Survei Indonesia (ASI) yang dilaksanakan di Jawa Timur (Jatim) pada 15-22 Mei 2023, terdapat empat nama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memperoleh elektabilitas siginifikan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) di kalangan pemilih di Jatim. Ada nama Menko Polhukam Mahfud MD hingga Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. 

Berdasarkan survei ASI, 64,4 persen masyarakat meyakini bahwa penentu kemenangan Pilpres 2024 adalah ketika cawapresnya merupakan tokoh NU. Sebanyak 12 persen masyarakat mengaku faktor tokoh NU sebagai cawapres bukanlah faktor penentu kemenangan, sisanya tidak tahu/tidak jawab. 

Survei ASI juga memotret tokoh NU asli Jatim yang diinginkan masyarakat untuk berpasangan dengan setiap kandidat capres teratas. Tiga kandidat capres dengan elektabilitas teratas dalam survei ini adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. 

Untuk berpasangan dengan capres Ganjar Pranowo, masyarakat paling banyak, 22,2 persen, menginginkan Khofifah Indar Parawansa. Lalu nama lain adalah Muhaimin (21,1 persen), Mahfud (19,2 persen), dan Ali Masykur Musa (11,2 persen).  

Untuk berpasangan dengan capres Prabowo Subianto, sebanyak 23,6 masyarakat menginginkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Lalu 24,4 persen ingin cawapres Prabowo adalah Khofifah Indar Parawansa, 14,4 persen Mahfud MD, dan 12,8 persen menginginkan Ketua Umum Ikatan Sarjana NU Ali Masykur Musa. 

Adapun untuk berpasangan dengan Anies Baswedan, sebanyak 25,2 persen masyarakat Jatim ingin sosok Mahfud. Lalu Khofifah (18,7 persen), Muhaimin (12,5 persen), Ali Masykur Musa (10,4 persen). 

Direktur Eksekutif ASI Ali Rif'an mengatakan, empat nama cawapres teratas yang selalu muncul untuk setiap capres adalah Muhaimin, Khofifah, Mahfud dan Ali Masykur. Ketika mereka dimasukkan ke dalam simulasi empat nama cawapres, elektabilitas tertinggi diraih Muhaimin (26,8 persen), lalu Khofifah Indar Parawansa (26,2 persen), Mahfud (19 persen), dan Ali Masykur Musa (13 persen). 

"Jadi, kalau disimpulkan inilah empat tokoh NU Jawa Timur yang potensial menjadi cawapres di Pilpres 2024 mendatang," kata Ali saat merilis hasil surveinya di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2023). 

Ali menambahkan, jika para capres ingin memenangkan Pilpres 2024 di Jatim, maka harus mengambil tokoh NU Jatim sebagai cawapres. Dia meyakini pula, capres yang menang di Jatim akan keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. 

Baginya, Jatim adalah kunci kemenangan Pilpres 2024. Dia punya tiga alasan mengapa Jatim adalah kunci, bukan lagi Jawa secara keseluruhan. 

Pertama, jumlah pemilih di Jatim adalah yang terbesar kedua di Pulau Jawa setelah Jawa Barat. Kedua, Jatim masih jadi ladang pertarungan, karena hingga kini elektabilitas Prabowo hanya unggul tipis dibanding Ganjar. Sedangkan provinsi lain di Jawa sudah ada capres dominan, yakni Jawa Tengah dikuasai Ganjar, Jawa Barat mayoritas memilih Prabowo, dan Jakarta dominan ke Anies. 

Alasan ketiga, Jatim adalah lumbung suara warga NU. Menurutnya, memenangkan suara pemilih Jatim sama dengan memenangkan suara NU. "NU dalam konteks pilpres selalu strategis posisinya," katanya. 

Survei yang dilakukan Arus Survei Indonesia ini melibatkan 800 responden di Jatim, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini sebesar 3 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

 

Survei Elektabilitas Cawapres Menurut Indikator Politik Indonesia - (infografis Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler