ASDP Terapkan Pembayaran Tiket Nontunai di Pelabuhan Cabang Ternate
Transaksi cashles di Pelabuhan Ternate mencapai 226.026 transaksi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus meningkatkan performa layanan penyeberangan melalui penerapan elektronifikasi pembayaran tiket ferry. Khususnya di tiga pelabuhan yakni Pelabuhan Bastiong, Pelabuhan Sidangoli, dan Pelabuhan Rum yang dikelola oleh Cabang Ternate.
“ASDP telah 100 persen menerapkan pembayaran nontunai atau cashless pada tiga pelabuhan di Ternate dengan realisasi total transaksi cashless terhitung sejak Januari hingga Mei 2023 mencapai 226.026 transaksi dan realisasi transaksi kartu prepaid mencapai 199.643 transaksi,” kata Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (10/6/2023).
Dia menjelaskan, penerapan elektronifikasi pembayaran tiket untuk mendukung implementasi Peraturan Menteri Perhubungan, Peraturan Dirjen Perhubungan Darat, dan Peraturan Bank Indonesia dalam penerapan digitalisasi melalui metode pembayaran nontunai. Khususnya menggunakan kartu uang elektronik dan dompet elektronik.
Selain perintah regulasi, Shelvy mengatakan elektronifikasi pembayaran tiket ini adalah salah satu langkah transformasi bisnis ASDP pada moda transportasi khususnya angkutan penyeberangan Bastiong-Rum, Bastiong-Sofifi, dan Bastiong-Sidangoli. Sebelumnya pembelian tiket ferry dilakukan secara tunai telah berubah menjadi non tunai dengan menggunakan Kartu Uang Elektronik (Prepaid) yang dikeluarkan oleh bank antara lain BRI, BNI, Mandiri, dan BCA.
“Transaksi nontunai ini berlaku efektif di Cabang Ternate di tIga pelabuhan pada tanggal 30 November 2021,” ujar Shelvy.
Shelvy memastikan, ASDP bersama Bank Indonesia terus memonitor implementasi elektronifikasi pembayaran tiket penyeberangan dan kondisi ekosistem pembayaran di sekitar pelabuhan. Eksisting, beragam pilihan layanan kartu uang elektronik yang dapat digunakan antara lain Brizzi, e-Money, Tapcash, dan Flazz.
“Pengguna jasa juga dapat menggunakan virtual account dan e-wallet seperti Shopee Pay, Dana, Linkaja, dan OVO,” ucap Shelvy.
Pada 2022, total realisasi transaksi nontunai mencapai 319.131 transaksi dan realisasi transaksi kartu prepaid mencapai 286.460 transaksi. Shelvy mengatakan penerapan system elektronifikasi ini pelabuhan penyeberangan menjadi lebih tertib, aman, lancar, dan nyaman.
“Hal ini juga membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat dan mengangkat nama daerah dalam hal penerapan teknologi digitalisasi,” ungkap Shelvy.
Menuju layanan berkelas dunia, Shelvy memastikan, ASDP akan terus melakukan inovasi terbaik untuk mewujudkan layanan penyeberangan dan pelabuhan yang andal. Selain itu juga menjamin efisiensi dan mempunyai daya saing global demi mendukung ekonomi dan keuangan digital serta pemulihan ekonomi nasional.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry, Justan Saffaru menyampaikan sejumlah tantangan dalam pengaplikasian sistem pembayaran cashless, salah satunya masih terbatasnya agen top up kartu prepaid dan pembelian kartu prepaid. Justan menuturkan, hal tersebut mengakibatkan masih banyak pemakai jasa yang melakukan top up dan pembelian kartu di pelabuhan atau go show.
“Selain itu, layanan juga sering terhambat karena terjadi kondisi jaringan internet yang tidak stabil,” tutur Justan.
Menanggapi kendala tersebut, Deputi Direktur Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran Bank Indonesia Jultarda Hutagalung memberikan perhatiannya untuk memperlancar proses pembayaran nontunai. Jultarda mengatakan, ke depan secara berkala akan dilakukan koordinasi dan kolaborasi untuk sosialisasi tekait fungsi dan cara penggunaan cashless tersebut.
“Ragam penggunaan kartu uang elektronik selain terkait pembelian tiket tetapi juga untuk pembayaran lainnya dan tata cara top up akan kita sosialisasikan. Karena itu dibutuhkan sinergi dari seluruh pihak terkait,” jelas Jultarda.