Seratus Kasus DBD di Kota Sukabumi, Satu Orang Meninggal
Warga terjangkit DBD yang meninggal dunia masih usia anak.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi, Jawa Barat, terus terdata setiap bulannya pada 2023 ini hingga Mei. Satu warga yang terjangkit DBD dilaporkan meninggal dunia.
“Sejak Januari hingga Mei 2023 ada 129 kasus DBD dan satu di antaranya meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Wita Darmawanti kepada Republika.
Wita mengatakan, warga yang meninggal dunia akibat DBD itu dilaporkan di Kecamatan Warudoyong pada Januari 2023. Warga yang meninggal dunia itu masih usia anak.
Berdasarkan data, menurut Wita, laporan kasus DBD paling banyak pada Januari, yaitu 43 kasus. Pada Februari terdata 25 kasus.
Kemudian pada Maret dilaporkan 22 kasus DBD dan pada April 17 kasus. Sementara pada Mei terdata 22 kasus DBD.
Adapun sepanjang 2022 Dinkes mencatat 1.028 kasus DBD, dengan 13 orang di antaranya meninggal dunia.
Sementara pada 2021 terdata 427 kasus, dengan tiga orang meninggal dunia, dan pada 2020 terdata 651 kasus DBD, dengan tiga orang meninggal dunia.
Dalam upaya mengantisipasi penyebaran DBD, Wita mengatakan, Dinkes Kota Sukabumi terus menyosialisasikan kepada masyarakat soal perilaku hidup bersih dan sehat.
Warga juga diingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Menurut Wita, Dinkes Kota Sukabumi juga mendorong gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Di mana anggota keluarga diminta memantau jentik nyamuk di rumah.
Pada 2022, kata dia, angka bebas jentik nyamuk mencapai 91 persen, dari target 95 persen.
Wita mengatakan, pihaknya juga berupaya mengaktifkan kelompok kerja operasional (pokjanal) penanggulangan DBD mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota. Upaya bersama ini diharapkan dapat menekan kasus DBD.