Bikin Baterai yang Cocok Seluruh Motor Listrik, Kementerian BUMN Apresiasi IBC

IBC melakukan lompatan besar dalam penyediaan solusi atas keberagaman tipe baterai

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Petugas mengisi baterai mobil listrik yang akan digunakan, (ilustrasi).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut peluncuran Battery Asset Management Services (BAMS) oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) akan menjadi lompatan besar dalam percepatan penggunaan energi ramah lingkungan. Sekretaris Kementerian (Sesmen) BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan upaya menjaga keseimbangan akan kebutuhan energi dan juga perlindungan lingkungan menjadi tantangan besar bagi Bumi Pertiwi.

Baca Juga


"Pemananasan global dan ketergantungan terhadap energi fosil mendesak pemerintah mencari energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kendaraan listrik menjadi langkah besar bagi mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan," ujar Rabin saat peluncuran Battery Asset Management Services (BAMS) Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Marves), Jakarta, Senin (12/6/2023).

Rabin menilai ekosistem BAMS menjadi solusi tepat dalam mengatasi hambatan utama dalam pengembangan kendaraan listrik yakni keterbatasan infrastruktur pengisian daya dan manajemen baterai yang andal dan efisien. Rabin mengatakan masyarakat cenderung enggan menggunakan motor listrik tanpa adanya infrastruktur yang memadai, terutama terkait jarak tempuh dan keterbatasan pengisian daya.

"Untuk mengatasi itu, IBC telah melakukan lompatan besar dalam penyediaan solusi atas keberagaman tipe baterai masing-masing produk kendaraan listrik dengan mengembangkan platform ekosistem baterai dan infrastruktur BAMS yang dapat digunakan pad berbagai merek motor listrik, termasuk motor konversi," ucap Rabin.

Rabin optimistis ekosistem BAMS akan mendorong peningkatan pengembangan infrastruktur pengisian daya dan manajemen baterai. IBC, lanjut Rabin, telah menetapkan proyeksi dalam program BAMS untuk tahun ini. 

"Melalui program BAMS, IBC diproyeksi dapat memproduksi 21 ribu baterai pack pada 2023, yang mana 15 ribu untuk motor listrik dan 6.000 lainnya akan tersebar di swaping station di seluruh Indonesia," ucap Rabin.

Rabin menyebut platform BAMS tak sekadar menyediakan infrastruktur pengisian yang terintegrasi, melainkan juga dilengkapi dengan teknologi terkini. Rabin mengatakan IBC pun menggandeng banyak produsen motor listrik dalam meningkatkan perluasan akses bagi masyarakat untuk beralih ke motor listrik. 

"Dengan menggunakan tekno canggih, IBC akan pantau kesehatan baterai dan melakukan pemeliharaan preventif. Ini akan mengurangi biaya perawatan jangka panjang dan memberikan ke andalan bagi pengguna kendaraan listrik," sambung Rabin. 

Menurut Rabin, pengembangan platform ekosistem baterai dan infrastruktur BAMS tidak hanya menguntungkan para pengguna motor listrik, melainkan juga memiliki dampak positif yang luas dalam berbagai sektor. Dalam jangka panjang, Rabin berkeyakinan pengembangan ekosistem BAMS akan mendorong pembukaan lapangan kerja dan mengurangi emisi karbon. 

"Dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan energi masa depan, Kementerian BUMN mengajak semua pihak, baik pemerintah swasta, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi ini," kata Rabin.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler