Kala Relawan Nilai PDIP Malah Citrakan Ganjar Bukan Pemimpin yang Diharapkan Indonesia

Ade Armando menyebut ada anggapan bahwa Ganjar hanya akan menjadi 'boneka' PDIP.

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) berbincang dengan Presiden Joko Widodo (kiri) dan bakal capres Ganjar Pranowo (kanan) saat Rakernas PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira B, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga


Para relawan pendukung Ganjar Pranowo gusar dengan cap 'petugas partai' yang beberapa kali disematkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ke Ganjar Pranowo. Hal ini dinilai menjadi penyebab turunnya suara elektabilitas terhadap Ganjar.

Politikus sekaligus calon legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando mengatakan, penyebab turunnya dukungan terhadap Ganjar pada survei-survei yang telah dilakukan adalah partai pengusungnya, PDIP. Upaya relawan Ganjar selama ini seperti dipatahkan oleh sikap partai yang memperlakukan Ganjar hanya sebagai 'boneka' partai.

"Ganjar selama berbulan-bulan memimpin terus persaingan perebutan suara pemilih, tapi dengan cepat suara Prabowo menyalip. Menurut saya, salah satu faktor penting yang menyebabkan stagnannya atau menurunnya suara Ganjar adalah PDIP, tanpa disadari PDIP mematahkan semangat pendukung Ganjar," kata Ade Armando di saluran YouTube Cokro TV berjudul "Ade Armando: PDIP Dengarlah, Ganjar Tertinggal dari Prabowo," seperti dikutip Republika di Jakarta pada Selasa (13/6/2023).

Ade mengingatkan PDIP untuk tidak bersikap arogan dan berhenti memperlakukan Ganjar sebagai petugas partai. Menurut dia, sikap tersebut hanya akan menurunkan elektabilitas Ganjar.

"Celakanya masukan saya ini tidak ditanggapi dengan dewasa oleh PDIP, mereka malah menurunkan tim aktivis medsosnya untuk menyerang saya. Mereka bilang saya sebaiknya memikirkan saja nasib PSI daripada cawe-cawe soal Ganjar PDIP, ini kan menyedihkan," kata Ade.

Menurut Ade, sikap PDIP akan membawa efek negatif bagi Ganjar dilihat dari penurunan dukungan suara terhadap Ganjar pada hasil survei. Dia pun menduga satu per satu relawan hingga Presiden Jokowi sendiri menjauh dari mendukung Ganjar.

"Penurunan suara Ganjar ini ada penyebabnya dan saya khawatir salah satu penyebab utamanya adalah perilaku PDIP, yang menyebabkan Jokowi dan anak-anaknya perlahan menjauh dari mendukung Ganjar, menyebabkan sebagian relawan Ganjar berpindah haluan dan membangun image yang merendahkan bagi Ganjar," tutur Ade.

Kendati demikian, Ade mengatakan dirinya tidak berniat atau bermaksud menjelekkan PDIP, tetapi dirinya berharap partai berlambang banteng itu mengoreksi diri. Dia mengulangi pernyataan Ketum Megawati yang menyebut Ganjar sebagai petugas partai.

"Ibu Megawati mengeluarkan pernyataan bahwa yang memenangkan capres bukanlah relawan melainkan partai politik, dia bilang persepsi keliru itu harus dikoreksi, PDIP pun sudah membentuk tim koordinasi relawan pemenangan pemilu yang dipimpin Puan Maharani," kata Ade.

Tim tersebut, menurut Ade, berusaha melebur ratusan tim relawan yang sudah bekerja keras untuk memenangkan Ganjar di bawah kontrol PDIP. Hal ini pun dinilai merendahkan relawan Ganjar yang sudah lebih dulu mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai presiden.

"Ratusan tim relawan selama ini sudah bekerja jauh sebelum Ganjar deklarasi Capres PDIP dan PDIP, selayaknya berterima kasih apresiasi kerja para relawan ini. Janganlah para relawan ini dianggap tidak berperan penting dalam kemenangan Ganjar dan bahkan berusaha dikendalikan secara top-down oleh PDIP," katanya menjelaskan.

 

 

 

Menurut Ade, ungkapan-ungkapan Megawati tentang petugas partai merendahkan posisi Ganjar sebagai capres. Oleh sebab itu, ia khawatir banyak relawan atau pendukung Ganjar menjadi kecewa dan takut bahwa Ganjar sebenarnya tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin negara yang sesungguhnya.

"Ada anggapan bahwa Ganjar hanya akan menjadi boneka PDIP, dan bahkan boneka bu Mega kalau sudah menjadi presiden nanti," kata dia.

"Pertanyaan besarnya kalau Ganjar memang cuma jadi petugas partai, Apakah kebijakan dan pemilihan orang-orang yang akan menduduki posisi strategis akan juga dilakukan PDIP," lanjutnya.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah melihat saat ini sudah muncul manuver dari pihak-pihak tertentu untuk menyerang Ganjar Pranowo. Ada framing yang ingin mencitrakan Ganjar seolah-olah sebagai boneka partai.

Mereka yang beropini kursi menteri akan ditentukan PDIP bila Ganjar menjadi presiden adalah brutus. Seolah-olah mendukung Ganjar, tapi justru terus merusak hubungan Ganjar dengan partainya. 

"Kami tidak akan membiarkan fitnah ini bertebaran. Justru saat ini PDI Perjuangan sangat solid," ujar Said, kepada wartawan, Selasa (14/6/2023). 

Said menegaskan tidak ada kontrak politik antara partainya dan Ganjar Pranowo dalam pengusungannya sebagai bakal calon presiden (capres). Menurutnya, isu tersebut adalah upaya untuk mengkerdilkan Gubernur Jawa Tengah itu.

"Saya pastikan 1.000 persen tidak ada kontrak politik jika Pak Ganjar Pranowo menjadi presiden, pos menteri strategis ditentukan oleh PDI Perjuangan," tegas Said kepada wartawan, Selasa (14/6/2023). 

"Kader-kader PDI Perjuangan bersama partai partai lain yang mendukung Pak Ganjar seperti PPP, Hanura, dan Perindo turun ke bawah bersama sama dengan para relawan mengajak rakyat memilih Pak Ganjar," sambungnya. 

Menurut Said, saat ini PDIP sangat solid bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo dalam pencapresan Ganjar. 

"Turun ke bawah bersama sama dengan para relawan mengajak rakyat memilih Pak Ganjar. Mereka mendukung Pak Ganjar dengan tulus," ujar Said. 

"Kami telah identifikasi oknum hanya bermain di medsos lalu seolah olah paling terdepan mendukung Pak Ganjar, tetapi malah merusak suasana," sambungnya. 

 

Elektabilitas Ganjar Pranowo anjlok. - (infografis Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler