Viral Bayi 3 Tahun di Samarinda Positif Narkoba, Apa Bahaya Anak Terpapar Sabu?
Balita usia 3 tahun diberi air minum dari botol bekas bong sabu oleh tetangganya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang balita berusia tiga tahun di Samarinda, Kalimantan Timur, dinyatakan positif narkotika jenis sabu-sabu. Kondisi tersebut terjadi karena balita tersebut diberi air minum dengan menggunakan botol bekas bong sabu-sabu oleh tetangga.
Apa bahaya bayi atau anak yang terpapar sabu? Dilansir laman resmi Badan Narkotika Nasional Kota Tasikmalaya, Selasa (13/6/2023), sabu-sabu atau metamfetamina, disingkat met, merupakan obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Obat ini digunakan untuk kasus parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, tetapi juga disalahgunakan sebagai narkotika.
Nevada Department of Children & Family Services (Nevada DCFS) menjelaskan secara singkat dalam brosurnya bahwa metamfetamin adalah stimulan kuat yang memengaruhi sistem saraf pusat dan sangat adiktif, mudah diproduksi, tertelan dengan merokok, mendengus, menyuntikkan, atau menelan, bertindak cepat, tahan lama, mengubah suasana hati (periode kebingungan yang dikenal sebagai “tweaking”).
Jenis narkotika ini memiliki berbagai nama lain. Yaitu, Ice, Crank, Crystal, Tweek, Speed, Chalk, Rock, Dope, Glass, Dust, Gak, dan Drano. Menurut Nevada DCFS, anak-anak dalam bahaya karena mereka dapat menghirup atau menelan zat beracun atau menghirup asap rokok orang dewasa yang menggunakan sabu-sabu.
Anak-anak juga menyerap sabu-sabu dan zat beracun lainnya melalui kulit mereka setelah kontak dengan permukaan, pakaian, atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu, anak-anak yang terpapar bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi sabu-sabu dapat mengalami iritasi mata, kulit, atau selaput lendir, kesulitan pernapasan, mulai dari mengi hingga gangguan pernapasan, luka bakar kimia pada kulit, serta bau yang tidak biasa dan mungkin tampak tidak bersih.
Mereka juga merasai pusing, mual, dan kelelahan, tingkat metabolisme yang lebih tinggi, tulang dan sistem saraf yang tidak normal. Berikutnya, di antara ancaman lainnya, anak-anak di rumah yang memiliki laboratorium sabu-sabu menghadapi bahaya kontaminasi kimia, kebakaran dan ledakan, senjata api, senjata, jebakan, penyalahgunaan, penelantaraan, pelecehan seksual, paparan jarum suntik yang dibuang atau alat pemberi obat lainnya. Mereka juga menghadapi bahaya kekerasan, kondisi hidup tidak terawat, berbahaya, serta masalah sosial dan emosional.