Doa Bagi Sesama Muslim Agar tidak Saling Dengki

Hubungan seorang Muslim dengan Muslim lain seperti bangunan yang saling menguatkan.

Abdan Syakura/Republika
Berdoa. Ilustrasi. Doa Bagi Sesama Muslim Agar tidak Saling Dengki
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan seorang Muslim dengan Muslim lainnya sangatlah erat. Dalam sebuah hadits bahkan diumpamakan hubungan Muslim dengan Muslim lainnya seperti bangunan, di mana bagian yang satu menguatkan bagian lainnya.

Antar-Muslim adalah saudara seiman, maka sudah seharusnya saling mencintai dan mendoakan. Tidak boleh sesama Muslim saling dengki, dendam dan mengobarkan permusuhan.

Baca Juga



Tapi sebaliknya dianjurkan bagi setiap Muslim untuk memanjatkan doa bagi Muslim lainya dan memohon agar dijauhkan dari kedengkian. Seperti ini doanya.

Doa Bagi Sesama Muslim Agar tidak Saling Dengki

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Robbanagfirlana wali ikhwaanina ladziyna sabaquuna biliymaani walaa taj'al fiy quluubinaa ghillalilladzina aamantu robbana innaka rouufurrohiim

Artinya: "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang,"

Doa ini merupakan petikan dari surat Al Hasyr ayat 10. Dalam tafsir Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama dijelaskan ayat ini menerangkan bahwa generasi kaum Muslimin yang datang kemudian, setelah berakhirnya generasi Muhajirin dan Ansar, sampai datangnya hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya, “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman daripada kami.”

Dijelaskan ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat tersebut yaitu jika seseorang berdoa, maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain. Ayat itu juga menjelaskan bahwa kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak.

Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu. Selain itu, ayat itu mengajarkan bahwa kaum Muslimin wajib mencintai para sahabat Rasulullah, karena mereka telah memberikan contoh dalam berhubungan yang baik dengan sesama manusia.

Jika seseorang ingin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat, hendaklah mencontoh hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan Ansar itu.

Ayat ke-10 ini mempunyai hubungan erat dengan ayat sebelumnya yaitu ayat ke-9. Oleh karena itu, maksud ayat tersebut ialah menjelaskan bagaimana hubungan orang-orang Muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta mereka di Makkah dengan orang-orang Ansar yang beriman yang menerima orang-orang Muhajirin dengan penuh kecintaan dan persaudaraan di kampung halaman mereka.

Ini mereka lakukan semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan bersama-sama menegakkan agama Allah serta menunjukkan iman mereka yang benar. Demikian pulalah hendaknya hubungan kaum Muslimin yang datang sesudahnya. Hendaklah mereka tolong-menolong dan mempererat persaudaraan dalam meninggikan kalimat Allah.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka, dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur keimanan, keikhlasan, dan tolong-menolong, seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar.

Dalam situasi ini terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan berbagai perbuatan yang membentuk sifat-sifat takwa dan diridhai Allah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler