Display Pride LGBTQ+ Jadi Polemik di Internal Starbucks

Starbucks menegaskan tak ada perubakan kebijakan perusahaan soal LGBTQ+.

AP/Gene J Puskar
Logo Starbucks dipajang di jendela Starbucks di pusat kota Pittsburgh pada Senin, 7 November 2022.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE – Starbucks terlibat polemik dengan serikat pekerjanya mengenai display Pride terkait LGBTQ+. Para pekerja menuding perusahaan melakukan pelarangan display di unit-unit mereka yang berlokasi di Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga


Menyusul penarikan produk terkait Pride Month dari supermarket Target karena boikot dari konsumen, juga pengalaman jenama-jemana lain akibat memperoleh respons buruk mempromosikan produk yang berhubungan Pride Month, perayaan LGBTQ+.

Starbucks Workers United (SWU) serikat pekerja toko Starbucks AS mengatakan, para manajer di seluruh negeri mengurangi atau memindahkan display selama sebulan perayaan Pride Month oleh para LGBTQ+.

Manajer mengatakan ke karyawan soal isu keamanan saat melakukan pemajangan. ‘’Mereka mencontohkan insiden Target saat pelanggan yang marah menjatuhkan merchandise dan berkonfrontasi dengan pekerja toko,’’ ujar SWU dalam pernyataan mereka, Selasa (13/6/2023).

Tudingan ini ditampik kantor Starbucks. ‘’Tak ada perubahan kebijakan pada isu ini. Kami terus mendorong pimpinan toko untuk merayakan dengan komunitas mereka, termasuk Pride Month pada Juni ini,’’ demikian pernyataan Starbucks yang berpusat di Seatlle ini. 

Starbucks menyatakan selama beberapa dekade memberikan dukungan pada pekerjanya yang termasuk LGBTQ+. Pada Selasa melalui pernyataannya, manajemen perusahaan menyatakan dukungan itu tak berubah. 

Bahkan, manajemen memperpanjang tunjangan kesehatan kepada pasangan yang menikah sesama jenis yang berlaku sejak 1988. Menambah pula kebijakan jaminan kesehatan untuk operasi gender pada 2013. 

Starbucks belakangan ini juga menjual tumbler bertema Pride...

Starbucks belakangan ini juga menjual tumbler bertema Pride di tokonya, yang dirancang oleh seniman dari Toronto, Tim Singleton yang merupakan gay. Klaim manajemen dibantah Ian Miller, pimpinan serikat buruh dan supervisor Starbucks di Olney, Maryland.

Ia menuturkan, sikap perusahaan tahun ini berubah. Ia mengutip manajer tokonya sendiri yang menginformasikan kepadanya perlu persetujuan lebih dulu dari sang manajer untuk memasang dekorasi Pride agar ada keseragaman di semua unit Starbucks. 

Sang manajer, imbuh dia, mempersilakan seorang pekerja meletakkan bendera-bendera pelangi di toko. Namun, kartu kredit milik perusahaan tak digunakan untuk membeli pernak-pernik tersebut, padahal sebelumnya diizinkan untuk digunakan untuk keperluan semacam itu. 

Miller menambahkan, manajernya mencontohkan pula mengenai pukulan telak ke Bud Light, produk bir saat bermitra dengan pemengaruh transgender dan mencoba menarik diri dari dukungan kepada mereka. Manajer Miller menolak berkomentar mengenai tuduhan kepadanya. 

Starbucks juga tak merespons pernyataan mengenai kebijakan yang terjadi di tempat Miller bekerja.

LGBTQ - (Tim infografis Republika)

 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler