Perubahan Suhu dan Cuaca Ekstrem Menyebabkan Ekosistem tidak Seimbang

Perubahan suhu dan cuaca ekstrem merupakan dampak dari ketidakseimbangan ekosistem.

retizen /Seli Marlina
.
Rep: Seli Marlina Red: Retizen
Sumber: Gambar Pribadi Cuaca panas di Ciputat, Tangerang Selatan (12/6/2023)

Ketika kita melihat sekitar, tidak bisa dipungkiri bahwa suhu dan cuaca ekstrem semakin menjadi perhatian utama dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan iklim yang drastis dan peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia, tetapi juga menimbulkan ancaman serius terhadap keseimbangan ekosistem alam.


Cuaca dan iklim telah menjadi perhatian utama dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia. Hal ini telah menyebabkan dampak yang signifikan pada ekosistem alamiah. Tidak hanya manusia yang terkena dampak, tetapi juga flora dan fauna yang hidup dalam lingkungan yang rapuh dan tergantung pada kondisi lingkungan yang stabil. Suhu dan cuaca ekstrem dapat memicu ketidakseimbangan ekosistem yang berdampak negatif pada kehidupan semua makhluk hidup.

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan suhu panas yang luar biasa di berbagai belahan dunia. Musim panas yang semakin panjang dan suhu yang mencapai rekor tertinggi telah mengakibatkan dampak yang menghancurkan pada flora dan fauna. Tanaman yang merupakan pilar kehidupan ekosistem alami menjadi rentan terhadap kekeringan yang mematikan. Dalam keadaan suhu yang ekstrem, tanaman kehilangan air dengan cepat dan mati, meninggalkan ekosistem yang rusak dan terancam.

Namun, suhu ekstrem bukan satu-satunya ancaman bagi ekosistem. Peristiwa cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan juga meningkat secara signifikan. Badai yang mengamuk merusak habitat alami dan mengancam keberadaan spesies yang tinggal di dalamnya. Banjir yang melanda lahan subur membawa bersamaan hilangnya nutrien dan kesuburan, mengancam ketahanan pangan dan kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Kekeringan yang berkepanjangan merusak rantai makanan yang rumit, menyebabkan kelangkaan pangan dan kerusakan yang sulit diperbaiki.

Salah satu efek paling jelas dari suhu ekstrem adalah kematian massal pada tumbuhan dan hewan. Ketika suhu meningkat secara tiba-tiba dan melampaui ambang batas toleransi organisme, mereka menjadi rentan terhadap stres termal yang parah. Tumbuhan yang terpapar suhu panas yang berlebihan dapat mengalami penguapan air yang cepat, mengering, dan akhirnya mati. Hewan-hewan yang mengandalkan lingkungan tertentu untuk makanan dan tempat bertelur juga bisa terancam punah jika habitat mereka terpengaruh oleh suhu ekstrem.

Dampak negatif dari suhu dan cuaca ekstrem ini tidak hanya berhenti pada flora dan fauna, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan manusia. Kerugian keragaman hayati dapat mengancam keberlanjutan sumber daya pangan alami dan obat-obatan yang dihasilkan oleh alam. Selain itu, bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan cuaca ekstrem, seperti banjir bandang dan kebakaran hutan, mengancam jiwa manusia dan menghancurkan infrastruktur yang telah dibangun dengan susah payah.

Peristiwa cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan yang semakin sering terjadi juga berkontribusi terhadap ketidakseimbangan ekosistem. Badai yang sangat kuat dapat merusak hutan dan ekosistem pesisir, mengakibatkan kerugian habitat dan kehilangan spesies. Banjir yang parah bisa mencuci tanah subur dan nutrien, membuatnya tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman. Kekeringan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelangkaan air yang serius, mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna, serta mengganggu rantai makanan yang rumit di dalam ekosistem.

Selain itu, suhu dan cuaca ekstrem juga dapat mempengaruhi pola migrasi hewan dan distribusi geografis tumbuhan. Hewan yang bermigrasi bergantung pada perubahan musim dan iklim untuk menemukan sumber makanan yang memadai. Namun, dengan suhu yang tidak stabil dan cuaca yang ekstrem, pola migrasi dapat terganggu. Misalnya, beberapa spesies burung yang biasanya bermigrasi ke utara pada musim panas mungkin terjebak di tempat yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka karena perubahan suhu yang drastis.

Ketidakseimbangan ekosistem juga dapat mempengaruhi manusia secara langsung. Hilangnya keragaman hayati dapat mengancam sumber daya pangan dan obat-obatan alami yang dihasilkan oleh alam. Selain itu, perubahan iklim dan cuaca ekstrem juga dapat meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan kebakaran hutan, yang dapat mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Untuk mengatasi ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh suhu dan cuaca ekstrem, kita perlu bertindak sekarang. Perlindungan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga internasional, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai individu. Kita perlu mengubah pola pikir dan tindakan kita secara kolektif untuk memastikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.

Langkah-langkah nyata yang dapat kita ambil adalah melindungi habitat alami melalui pembentukan kawasan konservasi dan memulihkan ekosistem yang telah terdegradasi. Selain itu, kita juga harus mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengadopsi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi. Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan, agar kita semua dapat memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan mengambil tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, untuk mencapai perubahan yang signifikan, kita juga membutuhkan kebijakan pemerintah yang kuat dan komitmen global. Negara-negara harus bekerja sama dalam mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca secara bersama-sama. Dukungan finansial dan teknologi juga perlu diberikan kepada negara-negara yang lebih rentan terhadap dampak suhu dan cuaca ekstrem.

Selain itu, riset dan inovasi juga memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu kita dalam mengembangkan solusi yang inovatif untuk mengurangi risiko suhu dan cuaca ekstrem. Misalnya, pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi atau teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan air.

Tidak ada keraguan bahwa suhu dan cuaca ekstrem telah menyebabkan ketidakseimbangan yang serius dalam ekosistem kita. Untuk melawan tantangan ini, kita semua harus berperan aktif. Kita harus menjadi pelindung alam dan bergerak menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan. Hanya dengan kerjasama yang kuat dan tindakan nyata, kita dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem dan mewariskan lingkungan yang sehat kepada generasi mendatang.

Seli Marlina mahasiswi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

sumber : https://retizen.id/posts/222998/perubahan-suhu-dan-cuaca-ekstrem-menyebabkan-ekosistem-tidak-seimbang
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler