Paris, Kota Romantis yang Jadi Playground Tikus

Tumpukan sampah di Paris menjadi tempat bermain atau playground bagi tikus.

EPA-EFE/Mohammed Badra
Orang-orang lewat di samping tong sampah yang penuh dengan sampah di Paris, Prancis. Tumpukan sampah ini menjadi tempat bermain atau playground bagi para tikus.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seperti kota metropolis besar lainnya, Paris memiliki masalah tikus yang harus dihadapi.  Sungai Seine yang membelah Paris, taman-taman besar yang melimpah, dan banyaknya turis menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kebutuhan konstan kota untuk membasmi hama tikus. Tikus merajalela di kota berpenduduk lebih dari 2,1 juta jiwa.

Keberadaan tikus di Paris menganggu para pemilik toko, salah satunya Christophe. Dia merupakan pemilik Le Jardin de Senteurs, sebuah toko bunga di tepi Quai de la Corse yang membentang di sepanjang Seine di perbatasan Arondisemen Kelima yang sibuk.

“Kami punya tikus karena Sungai Seine.  Ini surga bagi mereka. Mereka menyukai air dan secara alami tertarik padanya.  Ketika saya datang ke sini di pagi hari,  mereka terkadang ada di sini, terkadang tidak. Kadang-kadang mereka menginap," ujar Christophe, dilaporkan Anadolu Agency.

Christophe menjual bunga, tanaman berbunga, dan segala jenis pot dan perlengkapan berkebun lainnya. Toko tanaman ini menjadi tempat yang bagus untuk tikus.

"Anda tahu tikus-tikus itu sangat cerdas, sangat cerdas. Saya akan memblokir salah satu pintu masuk ke toko di lantai belakang, dan mereka akan menemukan jalan masuk lain, rute lain. Mereka tahu bagaimana bertahan hidup. Mereka telah melakukannya selama berabad-abad," ujar Christophe.

Paris menempati urutan teratas dalam daftar kota yang paling terinfestasi. Banyaknya wisatawan yang melancong ke Paris menimbulkan persoalan mengenai pembuangan sampah. Tumpukan sampah ini menjadi tempat bermain atau playground bagi tikus.

Pembuangan sampah menjadi masalah di Paris. Pada Ahad tertentu di Tuileries, yaitu taman yang membentang dari Museum Louvre di pusat kota, orang dapat menemukan gundukan sampah dengan jumlah lebih dari cukup untuk dimakan populasi tikus jika tempat sampah tidak dikosongkan dengan cepat.  Pada siang hari tempat sampah dipenuhi dengan wadah bekas makanan, dan sisa makanan yang dibuang.

Masalah hama tikus menjadi lebih buruk bagi deretan kafe pinggir jalan, yang menjadi tulang punggung atraksi kuliner Prancis. Gilles, seorang mitra di Le Saint Honore di Arondisemen Keempat yang dikenal sebagai Marais, mengatakan, dia melihat banyak tikus berlarian pada malam hari di area deretan kafe.

"Kehadiran mereka (para tikus) jauh lebih buruk. Mereka masih hadir. Anda hanya perlu mencarinya saat matahari terbenam," ujar Gilles.

Tikus juga bermunculan di area pejalan kaki yang sangat besar berada tepat di depan pintu masuk Nelson Mandela Parc dan Forum des Halles, pusat perbelanjaan bertingkat modern yang dulunya merupakan tempat pasar makanan dan barang. Orang hampir bisa merasakan masa lalu Les Halles dengan tikus yang berseliweran.

Ada sekitar 1,5 hingga 2 tikus per orang di Paris...

Baca Juga


Situs website Prancis Deratisation.com memperkirakan ada sekitar 1,5 hingga 2 tikus per orang di Paris. Di ujung jalan di Les Halles, La Maison Aurouze telah berspesialisasi dalam pembunuhan hama sejak 1872. Toko tersebut tidak hanya dapat memusnahkan tikus tetapi juga  kecoak, ngengat, tungau, kutu busuk, bahkan musang.

"Anda akan menemukan mereka (para tikus) lebih banyak di musim panas. Mereka bisa menjadi buruk tetapi jika Anda berada di rumah yang sangat tua atau tidak menjaga kebersihan," ujar Sammy yang telah bekerja di La Maison Aurouze selama bertahun-tahun.

Sammy mengatakan, La Maison Aurouze selalu kebanjiran order dan telah memiliki reputasi baik di seantero Paris.  Kemampuan tikus untuk bereproduksi secara cepat membuat populasi mereka melonjak. Tikus menjadi dewasa secara seksual sejak usia delapan minggu, dan biasanya memiliki lima anak per tahun yang masing-masing terdiri dari lima hingga 13 bayi.  

Tikus-tikus juga berkeliaran di sekitar Menara Eiffel yang menjadi ikon wisata terbesar di dunia. Deretan penjual Tchotchke berbaris di pintu masuk untuk menjajakan gantungan kunci Menara Eiffel dan patung Menara Eiffel dalam berbagai ukuran dan warna. Salah satu penjual, Joseph mengatakan, tikus biasanya keluar saat gelap. Biasanya gerombolan tikus berkumpul di sekitar sampah.

“Mereka berkumpul di sekitar sampah dan kami memiliki banyak sampah di sini. Kadang-kadang saya melihat tikus berlarian di semak-semak tetapi mereka tidak mengganggu kami, jadi kami tidak mengganggu mereka," ujar Joseph.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler