Menlu Retno Sambut Rencana Vanuatu Buka Kedubes di Indonesia
lima tahun terakhir, Indonesia telah mengintensifkan kerja sama dengan Vanuatu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyambut rencana Vanuatu untuk membuka kedutaan besarnya di Indonesia. Hal itu disampaikan setelah dia menerima kunjungan Menlu Vanuatu Jotham Napat di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (16/6/2023).
“Saya senang mendengar rencana Vanuatu untuk membuka kedutaan besarnya di Indonesia. Dan saya juga menyambut baik usulan dari Menteri Napat agar kedua negara mengadakan konsultasi tahunan,” kata Retno saat memberikan keterangan pers bersama Napat.
Retno mengungkapkan, lawatan Napat menandai kunjungan pertama menlu Vanuatu ke Indonesia dalam lebih dari satu dekade. “Vanuatu adalah salah satu mitra penting kami di Pasifik. Kunjungan Menteri Napat merupakan tonggak penting dalam hubungan bilateral kita,” ucapnya.
Terdapat tiga bidang kerja sama yang dibahas dalam pertemuan Retno dengan Napat. Retno menyebut, Indonesia dan Vanuatu berkomitmen memperkuat perdagangan dua arah. Indonesia siap meningkatkan ekspor ke Vanuatu dan dukungan dari pemerintahan di sana akan diapresiasi.
“Saya sampaikan kepada Menteri Napat bahwa Indonesia sedang menjajaki kemungkinan untuk memperluas fasilitas GSP (pembebasan tarif bea masuk) untuk negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu,” ungkap Retno.
Selanjutnya Retno dan Napat turut membahas kerja sama pembangunan. Indonesia berkomitmen mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu. Menurut Retno, selama lima tahun terakhir, Indonesia telah mengintensifkan kerja sama pengembangan dan peningkatan kapasitas untuk Vanuatu, antara lain di bidang perikanan, kewirausahaan, dan aksi iklim.
“Dan untuk menunjukkan solidaritas kami kepada masyarakat Vanuatu, Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan menyusul topan Judy dan Kevin pada Maret lalu,” ujar Retno.
Bidang kerja sama ketiga yang dibahas Retno dan Napat adalah kemitraan di Pasifik. Retno mengungkapkan, sebagai bagian dari Pasifik, Indonesia menghadapi banyak tantangan yang sama dengan Vanuatu, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, hingga masalah maritim.
“Itulah mengapa kami memiliki visi Pacific Elevation agar kami dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama sebagai satu keluarga besar Pasifik,” katanya.
Retno menambahkan, penyelenggaraan Indonesia-Pasific Forum for Development (IPFD) pada Desember tahun lalu merupakan wujud dari visi tersebut. Forum itu menghasilkan banyak komitmen untuk mendukung negara-negara Pasifik. “Kami sepakat untuk selalu menjaga semangat kolaborasi ini di berbagai forum dan kita sudah berada di jalur yang benar,” ucapnya.