Ekonom: Sektor Investasi dan Ekspor tak Mampu Jadi Penopang Ekonomi 2024

Saat ini industri manufaktur jadi sektor yang komposisinya lebih besar terhadap PDB.

Tahta Aidilla/Republika
Saat ini industri manufaktur merupakan sektor yang komposisi sharing lebih besar terhadap produk domestik bruto.
Rep: Novita Intan Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (Core) meminta pemerintah dapat mengoptimalkan sektor-sektor yang mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada 2024. Saat ini industri manufaktur merupakan sektor yang komposisi sharing lebih besar terhadap produk domestik bruto. 

Baca Juga


Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy mengatakan pemerintah mampu mencapai target pertumbuhan yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), meskipun dengan beberapa catatan. 

“Kalau kita berbicara target pertumbuhan ekonomi tahun depan, tentu kita perlu melihat potensi dari perekonomian Indonesia itu sendiri. Kalau bicara potensi maka menurut saya angka lima persen hingga 5,5 persen itu masih relatif mampu dicapai tentu dengan beberapa catatan,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (16/6/2023).

Menurutnya sektor lain yang mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi berasal dari belanja pemerintah. Hal ini perlu dioptimalkan oleh pemerintah, agar melalui belanja-belanja pemerintah dapat menyasar langsung daya beli masyarakat sekaligus memberikan efek multiplier terhadap perekonomian nasional.

“Belanja yang memberikan efek multiplier yang besar terhadap perekonomian seperti belanja infrastruktur atau belanja modal,” ucapnya.

Dia memberikan catatan terhadap sektor investasi. Menurutnya, sektor investasi tidak mampu mendorong perekonomian nasional pada tahun depan. 

“Adanya pemilu maka ada kemungkinan realisasi investasi akan tertahan terutama beberapa sektor. Artinya investor akan cenderung menunggu dan melihat hasil dari pemilu, sehingga menahan tidak melakukan investasi pada tahun depan,” ucapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, sektor ekspor juga belum bisa menopang ekonomi 2024. Hal ini dikarenakan tantangan ekonomi global yang dipengaruhi oleh China yang sedang mengubah struktur perekonomiannya.

“Sementara sektor ekspor, juga masih diselimuti oleh pertemuan ekonomi global yang akan dipengaruhi bagaimana Cina itu dapat bisa mendorong pertumbuhan ekonominya setinggi apa yang diekspektasikan,” ucapnya.

“Masalahnya saat ini Cina tengah berusaha untuk mengubah struktur perekonomiannya yang tadinya didorong oleh investasi menjadi konsumsi swasta, sehingga proses perubahan struktur inilah yang kemudian bisa ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Cina dan pada muaranya yang akan ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global secara umum,” ucapnya.

Atas dasar dua faktor tersebut, Rendy menyebut sektor investasi dan ekspor tentu tidak bisa diharapkan dapat menjadi pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. 

“Tentu perlu komposisi PDB lain yang kemudian bisa diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai target,” ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler