Pergaulan Bisa Bikin Anak Terseret LGBTQ, Ayah dan Ibu Jadi Benteng Terkuat
Peran ayah dan ibu sangat besar dalam mengawal perkembangan anak-anaknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan sosial ditengarai sebagai salah satu penyebab makin banyak anak muda terjangkit LGBTQ, menurut psikolog Paul Marsden. Lalu, apa yang bisa dilakukan ayah dan ibu?
Langkah terpenting yang dapat dilakukan orang tua adalah membantu anak memilih kelompok teman sebaya yang tepat. Marsden menjelaskan ada pengaruh baik dan buruk di lingkungan.
Anak-anak akan dipengaruhi oleh orang-orang yang bergaul dengan mereka. Dalam agama manapun juga kerap mengingatkan tentang pergaulan. Sebisa mungkin, orang tua harus mengetahui kelompok teman sebaya anak.
"Sebisa mungkin, orang tua harus memilih dengan siapa anak akan menghabiskan waktu bersama, baik secara daring maupun langsung," kata Joe Carter, penulis buku The Life and Faith Field Guide for Parents, dalam tulisannya di laman The Gospel Coalition, Jumat (16/6/2023).
Kunci untuk melawan penularan teman sebaya adalah melemahkan pengaruh teman sebaya dengan pengaruh antargenerasi. Di luar orang tua dan guru, kebanyakan remaja dan anak-anak tidak bergaul dengan orang yang lebih tua dari mereka setiap harinya.
Ini sering terjadi, bahkan di tempat keagamaan, yang cenderung memisahkan jamaah berdasarkan kelompok umur. Menurut Carter, memiliki teman main yang usianya lebih tua dapat melemahkan efek dari kelompok usia remaja sekaligus memberi remaja perspektif yang lebih luas tentang masalah mereka.
Anak-anak yang lebih besar dan remaja juga perlu memiliki orang dewasa di tempat ibadah dan di luar keluarga yang bisa mereka mintai bimbingan atau untuk berbicara tentang kesulitan yang dihadapinya. Anak-anak bisa menderita ketika mereka tidak memiliki persahabatan dan pengaruh lintas generasi.
Carter mengingatkan anak-anak butuh orang yang lebih tua yang dapat dipercaya. Dengan begitu, mereka tidak takut untuk berbicara tentang pandangan agama maupun seksualitas.
"Orang yang lebih tua juga penting bergaul dengan generasi muda untuk menunjukkan tentang Tuhan dan juga terkait cara yang lebih baik untuk menjadi manusia," ujar Carter.
Bimbingan orang tua
Dikutip dari laman National Library of Medicine, pengaruh teman sebaya, media, dan sekolah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia anak. Meski demikian, menurut beragam penelitian, itu semua tidak pernah sepenuhnya menggantikan peran orang tua dalam kehidupan anak-anaknya.
Perkembangan remaja merupakan tantangan bagi keluarga karena identitas remaja berkembang selama periode perkembangan ini (Galinsky, 1987). Selain itu, hubungan orang tua-remaja memengaruhi, baik atau buruk, bagaimana remaja menavigasi perjalanan menuju masa dewasa awal.
Pentingnya hubungan ini mungkin bahkan lebih signifikan untuk remaja. Terlebih, kemampuan kognitif dan emosional mereka masih tumbuh dan beradaptasi.