Putin Geram Hanya 3 Persen Komoditas Pertanian Ukraina Dikirim ke Afrika Via BSGI

Putin menilai BSGI tak lagi menjamin penyelesaian masalah pangan global.

AP
Rusia Vladimir Putindi Istana Constantine, St. Petersburg,pada Sabtu (17/6/2023) bertemu dengan delegasi perdamaian dari negara-negara Afrika
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin sejak kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) diteken negaranya bersama Ukraina pada Juli 2022, hanya tiga persen dari komoditas pertanian Ukraina yang dikirim ke negara-negara Afrika. Karena pengirimannya tak tepat sasaran, Putin menilai BSGI tak lagi menjamin penyelesaian masalah pangan global.

“Hingga 15 Juni (2023), 31,7 juta ton produk pertanian telah dikirim dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina dengan bantuan yang diberikan oleh kami dan Turki. Presiden Turki telah melakukan banyak hal untuk mewujudkan hal ini. Itu bukan jumlah yang kecil,” kata Putin saat menerima kunjungan delegasi para pemimpin beberapa negara Afrika yang mengemban misi untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, Sabtu (17/6/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Putin menjelaskan, dari 31,7 juta ton komoditas pertanian Ukraina yang berhasil dikirim di bawah BSGI, hanya sekitar 976 ribu ton diangkut ke negara-negara Afrika yang membutuhkan seperti Djibouti, Somalia, Sudan, Libya, dan Ethiopia. “(Jumlah) itu hanya 3,1 persen,” ujarnya.

Oleh sebab itu Putin skeptis BSGI dapat diandalkan untuk menangani masalah pangan global. “Kami tidak percaya pengiriman biji-bijian Ukraina ke pasar dunia dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan. Tidak, itu tidak benar,” ucapnya.

Sebelumnya Putin sudah menyampaikan, dia sedang mempertimbangkan untuk menarik Rusia dari BSGI. Putin memandang kesepakatan itu telah disalahgunakan dan bertentangan dengan prinsip awal, yaitu membantu negara-negara berkembang.

Putin menjelaskan, sebagian besar komoditas biji-bijian Ukraina yang berhasil diangkut di bawah perjanjian BSGI dikirim ke negara-negara Uni Eropa yang makmur. Putin merasa Rusia telah ditipu. “Kami sengaja menyetujuinya (BSGI) untuk mendukung negara-negara berkembang, teman-teman kami, dan untuk mencabut sanksi terhadap sektor pertanian kami. Kami ditipu sekali lagi," ucapnya, Selasa (13/6/2023).

Putin menyoroti hampir nihilnya komoditas biji-bijian Ukraina yang sampai ke negara-negara Afrika. Padahal dia menilai, negara-negara tersebut seharusnya menjadi prioritas BSGI. “Oleh karena itu, kami sekarang berpikir untuk menarik diri dari apa yang disebut kesepakatan biji-bijian ini. Selain itu, koridor kapal terus digunakan oleh musuh untuk meluncurkan drone angkatan laut,” kata Putin.

Dia menambahkan, jika hengkang dari BSGI, Rusia siap memasok volume biji-bijian yang sekarang berasal dari Ukraina secara gratis ke negara-negara termiskin. "Mengenai kesepakatan biji-bijian, kami sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri partisipasi kami di dalamnya. Namun volume biji-bijian yang diterima negara-negara termiskin, yang sedikit di atas tiga persen, kami akan siap untuk mengirimkannya secara gratis," ucap Putin.

Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Sejak BSGI disepakati pada Juli 2022, lebih dari 30 juta ton gandum dan komoditas biji-bijian lainnya telah diangkut dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Kesepakatan itu berhasil mencegah terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

 

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler