New York Times: Bukti Tunjukkan Rusia Ledakkan Bendungan Kakhovka

Runtuhnya bendungan Kherson disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam Rusia

Ukrainian Presidential Office
Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, air mengalir melalui di bendungan yang jebol di Kakhovka di Kakhovka, Ukraina, Selasa, (6/6/2023).
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York Times mengungkapkan beberapa bukti yang menunjukkan kehancuran bendungan besar Kakhovka di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia awal bulan ini, diakibatkan oleh ledakan di dalam bendungan yang dilakukan Rusia.

New York Times mengutip rujukan para insinyur dan ahli bahan peledak, dalam tulisannya pada Jumat lalu. Penyelidikan menemukan bukti yang menunjukkan, sebuah bahan peledak di sebuah lorong yang melewati dasar beton bendungan tersebut meledak.

Ledakan itu akhirnya menghancurkan struktur bangunan bendungan tersebut pada tanggal 6 Juni lalu. "Bukti-bukti jelas menunjukkan bahwa bendungan tersebut dilumpuhkan oleh ledakan yang dipicu oleh pihak yang mengendalikannya, Rusia," tulis New York Times.

Secara terpisah, sebuah tim ahli hukum internasional yang membantu jaksa penuntut Ukraina dalam penyelidikan mereka, pada Jumat lalu mengatakan, dalam temuan awal bahwa "sangat mungkin" runtuhnya bendungan di wilayah Kherson, Ukraina, disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam oleh Rusia.

Kremlin menuduh Kiev menyabotase bendungan hidroelektrik, yang menampung waduk sebesar Great Salt Lake di Amerika Serikat. Sabotase itu dilakukan untuk memutus sumber air utama bagi Krimea untuk mengalihkan perhatian dari serangan balasan Ukraina yang "tertatih-tatih" terhadap pasukan Rusia.

Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan era Soviet, yang berada di bawah kendali Rusia sejak awal invasinya pada tahun 2022. Bendungan yang rusak itu melepaskan air bah di sebagian besar wilayah pertempuran, menghancurkan lahan pertanian, dan memutus pasokan air ke warga sipil.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen klaim tentang penyebab ledakan tersebut. The New York Times mengutip para insinyur yang mengatakan bahwa hanya pemeriksaan penuh terhadap bendungan setelah air habis mengalir dari bendungan tersebut, baru bisa dapat menentukan urutan kejadian yang menyebabkan kehancuran.

"Erosi dari air yang mengalir melalui pintu-pintu air dapat menyebabkan kegagalan jika bendungan dirancang dengan buruk, atau betonnya di bawah standar, tetapi para insinyur menyebut hal itu tidak mungkin terjadi," tulis The New York Times.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler