OJK: Investor Pasar Modal di Kalteng Terus Naik

Maret 2023 jumlah investor saham meningkat menjadi 84.706 investor.

Antara/Akbar Nugroho Gumay
OJK Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan jumlah investor pasar modal di wilayah setempat.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan jumlah investor pasar modal di wilayah setempat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Baca Juga


"Pada sektor pasar modal di Kalimantan Tengah ini, menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan jumlah investor selalu meningkat dari tahun ke tahun," kata Kepala OJK Kalimantan Tengah Otto Fitriandy di Palangka Raya, Jumat (23/6/2023).

Dia menjabarkan, hingga Maret 2023 jumlah investor saham meningkat menjadi 84.706 investor, dari tahun sebelumnya yakni Maret 2022 sebanyak 64.385 investor. "Peningkatan ini sangatlah positif, mengingat apabila ditarik mundur lagi, pada Maret 2021 jumlahnya di Kalimantan Tengah hanya sebanyak 32.348 investor," ujarnya.

Dia menjabarkan, total transaksi saham hingga periode Maret 2023 tersebut terjadi hingga sebesar Rp 400,60 miliar. Jumlah transaksi saham ini terjaga secara konsisten sejak 2021 maupun 2022 dengan rata-rata selalu di atas Rp 400 miliar.

"Ada lima kabupaten dan kota dengan transaksi terbanyak untuk wilayah Kalimantan Tengah, pada sektor pasar modal ini, mulai dari Kotawaringin Barat, Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Sukamara, serta Kapuas," katanya.

Adapun Kotawaringin Barat memiliki jumlah transaksi terbesar dengan nilai Rp 155,16 miliar dari total transaksi yang terjadi, disusul Palangka Raya Rp 122,77 miliar, Kotawaringin Timur Rp 58,13 miliar, Sukamara Rp 19,89 miliar, serta Kapuas dengan nilai transaksi sebesar Rp 12,12 miliar dari total transaksi yang terjadi di Kalimantan Tengah.

Lebih lanjut, Otto menjelaskan, sektor pasar modal di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan khususnya pada 2022. Kondisi ini tak lepas dari sinergi dan kolaborasi OJK, Kantor Perwakilan BEI Kalimantan Tengah serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.

"Sinergi dan kolaborasi ini termasuk dalam memberikan sosialisasi dan edukasi terkait pasar modal untuk masyarakat," ujarnya.

Pandemi Covid-19 pun turut berdampak pada kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki dana darurat dan berinvestasi di pasar modal, didukung dengan berkembangnya infrastruktur digital sehingga semakin memudahkan masyarakat berinvestasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler