Pantai Karang Nini Pangandaran, Objek Wisata untuk Mencari Ketenangan

Biaya sewa resort itu antara Rp 850 ribu hingga Rp 1,5 juta per malam.

ANTARA/Adeng Bustomi
Wisatawan menikmati Pantai Karang Nini di Resort Pemangkuan Hutan (RPH), Desa Emplak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (25/10/2020). Wisata Karang Nini menyuguhkan pemandangan keindahan hutan dan lautan serta tersedian juga area perkemahan.
Rep: Bayu Adji P Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai daerah tujuan wisata, Kabupaten Pangandaran tak hanya terkenal dengan Pantai Pangandaran atau Pantai Batukaras. Terdapat berbagai pantai lainnya yang belum sepopuler Pantai Pangandaran atau Pantai Batukaras, tapi menyimpan pesona yang tak kalah indah. Pantai Karang Nini di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, adalah salah satunya. 


Berdasarkan informasi laman resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran, Pantai Karang Nini menyajikan pemandangan batu karang yang unik. Batu karang unik itulah yang menjadi daya tarik utama sekaligus sumber penamaan pantai itu. Sebab, dalam Bahasa Sunda, karang nini bisa diartikan sebagai karang mirip nenek.

 

Wisata Karang Nini menyuguhkan pemandangan keindahan hutan dan lautan serta tersedian juga area perkemahan. - (ANTARA/Adeng Bustomi)

 

Pantai Karang Nini juga menyajikan perpaduan antara panorama alam hutan lindung dengan balutan nuansa pantai. Jaraknya sendiri masih relatif dekat dari akses jalan utama, yaitu sekitar 9,1 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 13 menit sebelum Bundaran Marlin Pangandaran.

Di Pantai Karang Nini, wisatawan yang datang dapat menikmati pemandangan dari batu karang yang memecah ombak ini. Suasana di objek wisata yang dikelola oleh Perhutani itu juga masih tergolong asri dan tenang. Pantai itu sangat direkomendasikan untuk wisatawan yang ingin mencari ketenangan dan melepas penat dari aktivitas sehari-hari.

Manager Site Priangan KPH Perhutani, Sumarsono, mengatakan, suasana di Pantai Karang Nini sangat berbeda dengan di Pantai Pangandaran atau Pantai Batukaras, yang hampir selalu ramai saat momen libur akhir pekan. Suasana yang tenang disebut sangat cocok untuk wisatawan refreshing, terutama yang datang bersama keluarga. 

"Bangun tidur pasti fresh. Banyak burung, suara laut, tidak terganggu suara bising kendaraan. Jadi sangat cocok untuk menenangkan diri," kata dia saat dihubungi Republika, Sabtu (24/6/2023).

Sumarsono mengatakan, wisatawan yang hendak berkunjung ke Pantai Karang Nini hanya dikenakan tarif Rp 7.500 per orang untuk hari biasa (weekdays) atau Rp 10 ribu per orang saat akhirnya pekan (weekend) atau momen liburan. Di tempat itu, wisatawan bisa menginap dengan membawa tenda sendiri dengan biaya tambahan. Namun, pengelola juga menyiapkan tenda yang disewakan untuk wisatawan.

Selain dapat menginap di tenda, wisatawan juga dapat menginap di campervan yang disediakan di lokasi. Tak hanya itu, di Pantai Karang Nini juga terdapat resort. Setidaknya, terdapat empat resort yang ada di tempat itu dengan kapasitas per resort mencapai lima orang. "Biaya sewa resort itu antara Rp 850 ribu hingga Rp 1,5 juta per malam," kata Sumarsono. 

Meski memiliki suasana yang tenang, wisatawan di Pantai Karang Nini tidak diperbolehkan untuk berenang. Wisatawan hanya boleh bermain air di pinggir pantai. Selain itu, wisatawan juga bisa memancing atau sekedar jalan-jalan menikmati suasana Pantai Karang Nini.

"Di sana memang tidak bisa dipakai mandi, tapi bisa menikmati suasana pantai. Di sana cocoknya untuk refreshing pikiran. Kalau camping, paginya bisa melihat sunrise di laut, tidak terganggu dengan bisingnya kendaraan," ujar Sumarsono. 

Menurut dia, kekurangan di Pantai Karang Nini hanya beberapa hal. Pertama, tempat penginapan masih terbatas. Kedua, akses jalan masih relatif jelek.

Kendati demikian, Sumarsono mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan area wisata yang memiliki luas sekitar 51 hektare itu. Apalagi, di area itu tak hanya terdapat pantai, melainkan juga danau.

"Kalau ada respon baik, kami ingin mengembangkan glamcamp. Karena di sana juga ada agrowisata jambu dan belimbing," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler