Nyaris Himpun Rp 10 Triliun, Ini Realisasi Dana IPO Trimegah Bangun Persada
Realisasi penggunaan dana IPO sudah mencapai Rp 5,8 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) telah merealisasikan dana yang dihimpun dari Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 5,8 triliun. Dari aksi penawaran perdana saham, afiliasi Grup Harita tersebut berhasil mengantongi dana segar Rp 9,9 triliun.
"Realisasi sebagian dana telah sesuai dengan rencana penggunaan dana yang telah disampaikan dalam prospektus, yaitu untuk pelunasan utang, pinjaman, belanja modal dan setoran modal kepada entitas asosiasi," ujar Direktur Keuangan PT Trimegah Bangun Persada Tbk Suparsin Liwan, Rabu (28/6/2023).
Berdasarkan prospektus, perseroan akan menggunakan 5,46 persen dana IPO untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya. Perseroan juga mengalokasikan 6,05 persen dana IPO untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan.
Selain itu, sekitar 15,13 persen dana IPO akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC NISP). Kemudian sekitar 0,89 persen akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang outstanding fasilitas Term Loan 1 dan fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP.
Perseroan juga akan menggunakan 2,12 persen dana IPO untuk belanja modal dan sekitar 32,27 persen untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman. Sisanya sekitar 38,08 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja.
Belum lama ini, NCKL melaporkan telah mengucurkan pinjaman kepada anak usahanya, yakni PT Gane Permai Sentosa dengan jumlah pinjaman yang dikucurkan mencapai Rp 194,26 miliar. NCKL juga memberi pinjaman kepada PT Jikodolong Megah Pertiwi Rp 114,28 miliar yang akan digunakan untuk belanja modal.
"Semua penggunaan dana IPO tersebut sudah sesuai dengan yang kami rencanakan di prospektus. Dana IPO yang saat ini tersisa sebesar Rp 4 triliun akan digunakan secara bertahap untuk pembangunan fasilitas produksi," jelas Suparsin.