Komisi V DPRD Jabar: Sekoper Cinta Bisa Cegah Kasus Kekerasan Psikis Perempuan
Saat ini, kondisi perempuan di Jabar sangat minim pendidikannya.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta), dinilai bisa menjadi solusi untuk meminimalisir kasus kekerasan psikis. Menurut Anggota Komisi V DPRD Jabar, Sri Rahayu Agustina, kasus kekerasan psikis yang kerap tak terlihat, solusinya adalah program Sekoper Cinta. Karena, dengan program ini perempuan di Jabar bisa jadi lebih berdaya.
"Bayangkan perempuan yang berdaya saja masih banyak yang digituin (mendapat kekerasan psikis,red). Apalagi kalau tidak berdaya," ujar Sri Rahayu belum lama ini.
Sri Rahayu menilai, sekoper cinta angkatan 2022, telah mencetak perempuan yang mandiri dan hebat. Ia berharap, progaram ini terus bergulir untuk mencetak perempuan yang berdaya.
"Awalnya saya mengkritik habis-habisan. Karena saya lihat targetnya rekor Muri. Awalnya, mengumpulkan perempuan untuk apa. Akhirnya, saya tahu lebih detail program ini jadi saya dukung," katanya.
Sri menegaskan, program Sekoper Cinta ini jalan bagi perempuan untuk menghasilkan keuangan bagi keluarganya. Karena, disini ada pelatihan masak, pelatihan keterampilan dan lainnya. Bahkan, ia berharap tak selesai hanya sampai di pelatihan tapi UMKM dan dinas peindustrian harus membantu memasarkan produk mereka.
"Saya lihat memang ada beberapa hal lagi yamg harus diperbaiki. Misalnya, yag sukses jadi tutor agar bisa memotivasi di setiap angkatan, lalu produknya bisa dipasarkan oleh provinsi Jabar," paparnya.
Sri optimistis, jika program ini berhasil maka bisa menurunkan tingkat pengangguran di Jabar. Selain itu program ini menjadi kunci untuk membuat perempuan di Jabar sejahtera.
Saat ini, kata dia, kondisi perempuan di Jabar sangat minim pendidikannya. Mereka, banyak yang hanya lulusan sekolah dasar dan tak sekolah. Dengan memberikan sekolah keterampilan, maka perempuan di Jabar bisa menambah penghasilannya.
"Kalau ingin perempuan bisa mandiri kata kuncinya berdaya. Nah, hanya pendidikan yang membuat perempuan kita bisa berdaya," katanya.