Ini Penampakan Kamp Tentara untuk Tampung Kelompok Wagner di Belarusia

Puluhan tenda didirikan di bekas pangkalan militer di luar Osipovichi.

AP
Gambar satelit yang dianalisis oleh The Associated Press pada Sabtu (1/7/2023) menunjukkan, sejumlah kamp gaya militer yang baru telah dibangun di Belarusia.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gambar satelit yang dianalisis oleh The Associated Press pada Sabtu (1/7/2023) menunjukkan, sejumlah kamp gaya militer yang baru telah dibangun di Belarusia. Kamp itu akan digunakan untuk menampung para pejuang dari kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.

Foto satelit yang dirilis oleh Planet Labs PLC menunjukkan, puluhan tenda didirikan dalam dua pekan terakhir di bekas pangkalan militer di luar Osipovichi, sebuah kota yang terletak 230 kilometer (142 mil) di utara perbatasan Ukraina. Foto satelit yang diambil pada 15 Juni tidak menunjukkan tanda-tanda deretan bangunan putih dan hijau yang terlihat jelas pada gambar berikutnya, yaitu tertanggal 30 Juni.

Pada Jumat (23/6/2023) malam, pendiri dan pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin mengerahkan angkatan bersenjata lengkapnya untuk beraksi di jalan-jalan Rusia  Selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, dia berargumen bahwa perang Rusia di Ukraina sangat buruk dan para elite tidak peduli berapa banyak nyawa orang Rusia yang hilang.

Namun pasukan Grup Wagner mundur dari markas militer Rusia di Rostov-on-Don pada Sabtu (24/6/2023). Pasukan Wagner mundur setelah menyetujui kesepakatan bahwa mereka akan berada di Belarusia, dan Rusia tidak mengambil  tindakan hukum apa pun terhadap pasukan Wagner. Prigozhin mengatakan, pemberontakan itu tidak bertujuan untuk kudeta melainkan aksi protes semata.

“Tujuan pawai adalah untuk mencegah penghancuran kelompok Wagner. Kami pergi untuk menunjukkan protes kami, bukan untuk menggulingkan pemerintah negara,” kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Prigozhin dan para pejuangnya menerima perlindungan di Belarusia pekan lalu. Langkah ini berlangsung setelah Minsk membantu menengahi kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata oleh kelompok tentara bayaran Wagner.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan, negaranya dapat menggunakan pengalaman dan keahlian Wagner. Dia telah menawarkan  sebuah unit militer yang ditinggalkan untuk mendirikan kamp bagi pasukan Wagner.

Aliaksandr Azarau, pemimpin kelompok gerilyawan BYPOL anti-Lukashenko dari mantan anggota militer, mengatakan kepada The Associated Press, pembangunan sebuah situs untuk tentara bayaran Wagner sedang berlangsung di dekat Osipovichi. Juru bicara pasukan perbatasan Ukraina Andriy Demchenko mengatakan, hingga 8.000 pejuang dari pasukan militer swasta Wagner dapat dikerahkan di Belarusia.  Berbicara kepada surat kabar Ukrainska Pravda, Demchenko mengatakan, Ukraina akan memperkuat perbatasannya sepanjang 1.084 kilometer dengan Belarus sebagai tanggapan.

Lukashenko sebelumnya mengizinkan Kremlin menggunakan wilayah Belarusia untuk mengirim pasukan dan senjata ke Ukraina.  Dia juga menyambut kehadiran angkatan bersenjata Rusia yang berkelanjutan di Belarusia, termasuk kamp dan latihan militer bersama, serta penyebaran beberapa senjata nuklir taktis Rusia di sana. Demchenko mengatakan, sekitar 2.000 tentara dari unit reguler tentara Rusia tetap ditempatkan di Belarusia.

Dalam sebuah acara yang menandai peringatan Hari Kemerdekaan Belarusia pada Jumat (30/6/2023) malam, Lukashenko mengatakan, angkatan bersenjata Belarusia dapat memperoleh manfaat dari pelatihan oleh anggota Wagner. Dia menegaskan bahwa tentara bayaran bukanlah ancaman bagi Belarusia.

Lukashenko menyatakan, dia yakin Belarusia tidak perlu menggunakan senjata nuklir yang dikerahkan ke wilayahnya. Belarusia juga tidak akan terlibat langsung dalam perang Moskow melawan Ukraina.

“Semakin lama kita hidup, semakin kita yakin bahwa (senjata nuklir) harus bersama kita, di Belarusia, di tempat yang aman.  Dan saya yakin kita tidak akan pernah menggunakannya selama kita memilikinya, dan musuh tidak akan pernah menginjakkan kaki di tanah kita,” kata Lukashenko.

Baca Juga


sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler