Pembakar Alquran di Swedia: Masjid Al Aqsa Harus Dihancurkan untuk Keamanan Israel

Pembakar Alquran di Swedia mendukung politik sayap kanan yang membenci Islam.

TT NEWS AGENCY/ EPA EFE/STEFAN JERREVANG
Aksi pembakaran alquran oleh Salwan Momika di Swedia.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembakar Alquran di Swedia, Salwan Momika, menyerukan kepada semua pihak untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa, masjid suci ketiga umat Islam. Istilah yang dia gunakan adalah hadmul Masjidil Aqsa. Tujuannya untuk mendukung rezim Zionis Israel yang selama ini membantai warga Palestina.

Baca Juga


“Tidak mungkin ada keamanan dan ketertiban selama masih ada Masjid Al Aqsa,” kata Salwan Momika dalam videonya.

Dia mengatakan, umat Islam di Palestina mengharamkan umat agama lain untuk masuk ke area Masjid Al Aqsa. Aksi pengharaman ini dinilainya sebagai bentuk eksklusivitas dan mengancam keamanan. 

Swedia membuka penyelidikan kasus ujaran kebencian terhadap Salwan Momika, seorang warga negara Irak yang membakar salinan Alquran di depan sebuah masjid di daerah Sodermalm, pada Rabu (28/6/2023).

 

Koresponden Anadolu mengatakan bahwa Momika, yang merobek beberapa halaman salinan Alquran dan membakarnya dengan tujuan mengkritisi Islam, memperkenalkan diri sebagai seorang ateis sekuler di media sosial.

Dia juga memuji politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, yang sebelumnya juga melakukan aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut. Menurut Momika, Islam adalah ancaman terhadap nilai-nilai Swedia.

Setelah pembakaran Alquran yang dilakukan Momika bertepatan dengan Idul Adha, polisi Swedia menjalankan investigasi ujaran kebencian dalam dugaan kasus Islamofobia.

Permohonan sebelumnya terkait aksi pembakaran Alquran di depan Kedutaan Besar Swedia di Turki dan Irak ditolak oleh polisi Swedia, tetapi keputusan itu kemudian dibatalkan oleh pengadilan. Oleh karena itu, polisi Swedia tidak menolak pengajuan aksi pembakaran Alquran oleh Salwan Momika tersebut.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler