Ketegangan di Jalan-Jalan Kota Prancis Mulai Mereda

Unjuk rasa di Prancis mulai tenang setelah lima malam

AP
Otoritas penegak hukum di Prancis pada Kamis (29/6/2023) menangkap 176 orang dalam kerusuhan yang pecah setelah kematian seorang remaja berusia 17 tahun
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan, kurang dari 160 orang ditahan dalam kerusuhan yang mengguncang beberapa kota di Prancis, Ahad (2/6/2023) malam. Prancis dilanda unjuk rasa seusai polisi membunuh remaja kulit hitam.

Unjuk rasa mulai tenang setelah lima malam, memberi pemerintahan Presiden Emmanuel Macron kelegaan seusai kesulitan mengendalikan situasi. Demonstrasi antirasialisme ini pecah beberapa bulan setelah unjuk rasa penolakan reformasi pensiun dan satu tahun sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas.

Pada Senin (3/7/2023), Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan, 157 orang ditahan dalam kerusuhan Ahad malam. Turun dari malam sebelumnya yang sebanyak 700 orang dan 1.300 orang dalam kerusuhan, Jumat (30/6/2023) malam.

Kementerian menambahkan, tiga dari 45 ribu polisi yang dikerahkan untuk melakukan pengamanan terluka. Sementara 350 bangunan dan 300 kendaraan rusak.

Pada Ahad lalu, nenek remaja yang dibunuh polisi saat pemeriksaan lalu lintas di pinggir kota Paris pekan lalu mengatakan ia ingin kerusuhan yang dipicu kematian cucunya segera berakhir.

Sejak pembunuhan Selasa (27/6/2023) lalu, pengunjuk rasa membakar mobil, menjarah toko-toko dan mengincar alun-alun kota dan properti lainnya. Termasuk rumah wali kota di pinggir Paris yang diserbu saat istri dan anak-anaknya tidur di dalam.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler