Erick Minta BUMN Antisipatif Hadapi Tantangan Energi ke Depan

Erick mendorong Pertamina untuk melakukan langkah antisipasi dengan biofuel

Republika/Dessy Suciati Saputri
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewanti-wanti kepada BUMN untuk bersiap menghadapi tantangan dalam menjaga ketahanan energi dan pangan di masa depan.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewanti-wanti kepada BUMN untuk bersiap menghadapi tantangan dalam menjaga ketahanan energi dan pangan di masa depan. Erick menyampaikan situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian membuat banyak negara-negara Eropa mengalami inflasi yang lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi.


"Isu supply chain (rantai pasok) saya ulang-ulang terus menjadi isu yang sangat besar yaitu di energi dan pangan. Kita bisa lihat bagaimana harga-harga energi itu meningkat drastis di banyak negara, khususnya Eropa. Tentu Indonesia harus mempersiapkan cetak biru ketahanan energi ke depan," ujar Erick usai menghadiri Indonesia Re International Conference di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Erick pun telah memanggil dan berdiskusi dengan jajaran direksi PT Pertamina. Erick mengingat upaya pemerintah mempercepat pengembangan kendaraan listrik tak berarti akan serta merta menurunkan impor minyak mentah. Erick menyampaikan impor minyak mentah tak hanya untuk kendaraan, melainkan juga sebagai bahan baku utama bagi industri lain. 

"Ini berarti kebutuhan meningkat apalagi yang namanya petrochemical itu masih membutuhkan juga minyak untuk sebagai bahan baku proses yang namanya obat-obatan, baju, dan botol plastik," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut. 

Erick mendorong Pertamina untuk melakukan langkah antisipasi dengan mendorong penggunaan biofuel. Hal ini bisa melalui kolaborasi bersama BUMN lain seperti PTPN dalam memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan. 

"Brasil sudah punya succes story dengan 67 persennya bio fuel, makanya langitnya biru. Ini makanya yang harus kita mulai cetak biru daripada energi," kata Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler