Setelah Kasus M Fajri, Tangerang Rawat Pria Obesitas dengan Berat Badan 200 Kg

Pria obesitas di Tangerang tengah dirawat di rumah sakit.

ANTARA FOTO/Fauzan
Penderita obesitas Cipto Raharjo (45) tiba di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/7/2023). Cipto Raharjo yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyebut Pemerintah Kota Tangerang tengah menangani satu kasus obesitas pada warganya. Kini, pria dengan berat badan 200 kg bernama Cipto Raharjo (45 tahun) itu tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang.

Baca Juga


"Orang obesitas ini sudah dibawa ke RSUD, ada dokter yang menanganinya. Saya belum tahu perkembangannya lebih lanjut, tetapi sudah ditangani di rumah sakit umum daerah (di Tangerang)," kata Arief saat ditemui di sela-sela penyambutan jamaah haji Kota Tangerang di Asrama Haji Banten, di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Rabu (/7/6/2023).

Arief berharap kondisi Cipto yang tinggal di Kecamatan Pinang itu dapat menjadi lebih sehat setelah mendapatkan perawatan. Sebelumnya, kasus serupa dialami warga Karang Tengah, Muhammad Fajri (26 tahun), dengan bobot 300 kg.

Penderita obesitas Cipto Raharjo (kiri) duduk di kamarnya sebelum dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/7/2023). Cipto Raharjo (45) yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis. (ANTARA FOTO/Fauzan)

"Kemarin kan penderita obesitas di Karang Tengah (Muhammad Fajri) meninggal dunia. Mudah-mudahan satu pasien ini bisa selamat dan didorong untuk melaksanakan gaya hidup sehat," ujarnya.

Arief menyebut, Pemerintah Kota Tangerang telah melakukan koordinasi setelah dua warganya diketahui mengalami obesitas. Ia menjelaskan, orang yang masuk kriteria obesitas adalah mereka yang makan banyak, namun asupan gizi tidak seimbang.

Persoalan orang obesitas semakin menjadi ditambah dengan aktivitasnya yang hanya rebahan, tidak banyak beraktivitas karena kendala fisiknya. Arief mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan informasi pemenuhan gizi seimbang dan gaya hidup sehat.

"Makanya saya pikir para tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) harus melakukan pendataan, misalnya antara berat badan dan tinggi badan. Kalau indikatornya sudah melebihi maka segera dilakukan treatment," ujarnya.

Arief mengatakan, tenaga kesehatan akan melakukan pemetaan dan sosialisasi. Di sisi lain, kasus kekerdilan (stunting) juga masih ditemukan di Kota Tangerang.

"Double burden ini yang membuat pihaknya berkomitmen sosialisasi lebih masif, kemudian melakukan pendataan pintu ke pintu di kampung-kampung.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler