Tak Hanya Alquran, Polisi Swedia Terima Permintaan Pembakaran Taurat dan Injil
Ada orang-orang yang juga ingin membakar kitab suci Taurat dan Injil
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Seorang imigran Kristen Irak membakar kitab suci Alquran di luar masjid Stockholm selama hari raya besar Idul Adha. Pembakaran itu memicu kecaman luas di dunia Islam. Terlebih lagi, aksi pembakaran Alquran bukan kali pertama terjadi di Swedia.
Namun, permintaan untuk melakukan aksi pembakaran kitab suci tak hanya dialami umat muslim tetapi umat agama lain. Polisi Swedia mengatakan, mereka telah menerima permintaan izin demonstrasi oleh orang-orang yang ingin membakar kitab suci Taurat dan Injil.
Polisi Stockholm pada Rabu (5/7/2023) mengatakan, mereka telah menerima dua permintaan izin baru untuk aksi protes pembakaran kitab suci agama di ibu kota. Satu permintaan izin dari seseorang yang ingin membakar Alquran di luar masjid, dan satu lagi dari seseorang yang ingin membakar Taurat dan Alkitab di luar Kedutaan Besar Israel.
Kepala polisi setempat Mattias Sigfridsson mengatakan kepada The Associated Press, permintaan ketiga yang melibatkan pembakaran kitab suci agama telah diajukan di Kota Helsingborg. Namun polisi belum memutuskan permintaan tersebut.
"Di Swedia, kami memiliki kebebasan berekspresi. Kami juga menghormati orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dan fakta bahwa hal itu dapat melukai perasaan tertentu. Kita harus melihat hukum. Itulah yang kami lakukan,” kata Sigfridsson.
Polisi Stockholm mencoba untuk menghentikan protes pembakaran Alquran awal tahun ini, tetapi ditolak oleh pengadilan yang mengatakan bahwa tindakan tersebut dilindungi oleh hukum Swedia. Mengutip keputusan itu, polisi pekan lalu mengizinkan seorang pria yang diidentifikasi sebagai seorang Kristen dari Irak membakar Alquran di luar sebuah masjid di Stockholm pada saat Idul Adha. Para pemimpin Muslim di Swedia menyesalkan insiden tersebut, dan negara Timur Tengah bereaksi paling kuat.