Jadi Cawapres Terkuat, Erick Thohir Berkomitmen Lanjutkan Warisan Jokowi
Keberhasilan di bawah presiden kita saat ini harus dilanjutkan untuk Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bakal melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu setelah namanya mencuat sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) terkuat untuk maju pada Pemilu 2024. Di berbagai lembaga survei, nama Erick memang masuk dalam daftar cawapres dengan tingkat elektabilitas tertinggi.
"Apa yang telah berhasil di bawah presiden kita saat ini harus dilanjutkan untuk Indonesia," kata Erick dalam wawancara dengan This Week in Asia di Hong Kong, belum lama ini. Erick adalah ketua pemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Baca: Beberapa Fakta Hubungan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Makin Mesra
Erick menegaskan dukungannya kembali untuk meneruskan kepemipinan Jokowi, termasuk proyek ambisius senilai 32 miliar dolar AS atau sekitar Rp 485 triliun, dengan memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara. Menurut dia, sebuah pemerintahan hendaknya bisa meneruskan pembangunan yang sudah dirintis pendahulunya. "Kesinambungan dalam kebijakan sangat penting," ujar Erick.
Hanya saja, meskipun Erick belum memiliki afiliasi dengan parpol mana pun sebagai syarat untuk mendaftar di KPU, namun ia sepertinya bakal mendapatkan dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN). Hal itu lantaran PAN berposisi mendukung pemerintahan Jokowi. PAN pula sudah terang-terangan mengkampanyekan Erick sebagai cawapres.
"Kami berharap (salah satu calon terdepan) akan memilih Erick Thohir sebagai wakil presiden calon," kata Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno.
Baca: Jokowi: Indonesia Terbuka Kerja Sama Hilirisasi dengan Papua Nugini
PAN sebelumnya menyatakan dukungan terbuka kepada capres Ganjar Pranowo yang diusung PDIP. Dua capres lainnya adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan. Dari tiga capres tersebut, Erick sepertinya paling tidak mungkin berpasangan dengan Anies yang dianggap sebagai antitesis Jokowi.
"Itu tidak sempurna, tentu saja. Setiap pemerintahan punya kelemahannya masing-masing, tapi faktanya begitu persetujuan (approval rating) Presiden Jokowi adalah 82 persen, jadi dia melakukan sesuatu dengan benar. Beberapa kebijakannya, kita harus melanjutkan," kata Erick dalam wawancara yang dimuat South China Morning Post tersebut.
"Jadi jika Anda bertanya kepada saya yang mana dari tiga kandidat (yang akan saya ikuti), mari kita lihat siapa yang memiliki komitmen untuk melanjutkan warisan ini untuk Indonesia," ucap Erick menambahkan.