Erdogan Ingin Barter, Swedia Masuk NATO Turki Jadi Anggota Uni Eropa
Turki selama 50 tahun lebih menunggu menjadi anggota Uni Eropa.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan langkah mengejutkan. Ia memberikan syarat lain agar Turki mau memberikan persetujuan atas keinginan Swedia menjadi anggota NATO. Ia anggap ini menjadi solusi saling menguntungkan.
Selama ini, Turki menolak keanggotaan Swedia karena negara ini tidak tegas menindak pendukung Kurdistan Worker Party (PKK), yang masih mendapatkan ruang berunjuk rasa menentang Turki. Padahal, mereka dianggap teroris. Pembakaran Alquran juga menjadi salah satu faktor.
Namun pada Senin (10/7/2023), Erdogan mengaitkannya dengan keanggotan Turki di Uni Eropa (UE). Penolakan UE atas masuknya Turki ke dalam organisasi ini selalu dengan dalih catatan HAM Turki, termasuk kasus konflik masa lalu antara Turki dengan Armenia.
Erdogan menyatakan, UE mesti membuka jalan bagi Ankara untuk mengakses masuk ke blok tersebut, sebagai imbalannya, nanti parlemen Turki meratifikasi atau memberikan persetujuan atas proposal Swedia menjadi anggota NATO.
Untuk masuk menjadi NATO, semua anggota yang terdiri atas 31 negara harus menyetujuinya. Tinggal Turki dan Hungaria yang belum memberikan lampu hijau bagi Swedia. Di sisi lain, keinginan Turki menjadi anggota UE mengendam selama bertahun-tahun.
Pembicaraan mengenai keanggotaan Turki dilakukan pada 2005, periode pertama Erdogan menjabat sebagai perdana menteri. Hubungan Turki dengan negara anggota UE memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Perbincangan Putin-Erdogan Harapan Terakhir Perpanjangan Kesepakatan Laut Hitam
Khususnya pada 2016, saat upaya kudeta terhadap pemerintahan Erdogan gagal. Namun kemudian membaik. Sebab UE bergantung pada bantuan Turki khususnya imigran. Apalagi setelah perang saudara di Suriah, banyak warga yang meninggalkan negaranya itu.
‘’Saya menyeru dari sini kepada negara-negara yang membuat Turki menunggu di depan UE selama lebih dari 50 tahun,’’ kata Erdogan menjelang keberangkatannya ke Vilnius, Lithuania, untuk menghadiri pertemuan pemimpin negara NATO.
Ia lalu menyampaikan persyaratan, ’’Pertama, datang dan buka pintu untuk Turki masuk ke UE. Lalu, kami akan membuka pintu untuk Swedia, seperti yang telah kami lakukan ke Finlandia,’’ kata Erdogan. Ia bertekad menyampaikan hal ini saat pertemuan NATO.
Tahun lalu, Swedia dan Finlandia .....
Tahun lalu, Swedia dan Finlandia mengajukan diri untuk menjadi anggota NATO. Mereka mengakhiri kebijakan untuk tidak memihak pada aliansi pertahanan mana pun, setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Finlandia akhirnya memperoleh pesertujuan dari seluruh anggota pada April. Namun, Turki dan Hungaria masih belum bersedia memberikan persetujuan ke Swedia. Keanggotaan Swedia yang masih diblok oleh Hungaria dan Turki bakal menjadi bagian dari agenda utama NATO.
Presiden AS Joe Biden membahas keanggotaan Swedia di NATO dengan Presiden Erdogan. ‘’Biden menyampaikan keinginan untuk menyambut Swedia sebagai anggota baru NATO sesegera mungkin,’’ demikian pernyataan Gedung Putih, Ahad.
Erdogan menyampaikan kepada Biden, Swedia mesti melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi para pendukung Kurdistan Workers Party (PKK), yang terus berunjuk rasa di Swedia menentang Turki. Padahal, Turki dan UE telah menetapkan PKK sebagai organisasi teroris.
Secara terpisah, Turki justru mendukung Ukraina menjadi anggota NATO. Hal ini disampaikan Erdogan kepada Zelenskyy. Ia mendesak pula agar Ukraina terus berupaya mencapai perdamaian seiring konflik yang telah memasuki hari ke-500.
‘’Tak ada keraguan, Ukraina pantas mendapatkan keanggotaan NATO,’’ kata Erdogan saat pernyataan pers bersama Zelenskyy di Istanbul, Turki, Sabtu (8/7/2023). Ia menambahkan, Rusia dan Ukraina mesti segera ke meja perundingan.
‘’Perdamaian yang dicapai secara adil kelak tak akan menyebabkan salah satu pihak merasa kalah,’’ kata Erdogan. Zelenskyy berterima kasih atas dukungan Erdogan, yang disampaikan menjelang pertemuan tingkat tinggi NATO di Vilnius, Lithuania.